Lampung Timur (ANTARA) - Para nelayan di Kabupaten Lampung Timur mulai kesulitan memenuhi permintaan akan rajungan segar akibat cuaca buruk yang melanda perairan daerah itu.

"Cuaca berangin seperti saat ini agak mengganggu karena tangkapan rajungan jadi berkurang", kata Tohir, salah satu nelayan setempat, Selasa.

Sedikitnya tangkapan rajungan segar yang didapat oleh nelayan mengakibatkan berkurangnya pasokan rajungan di pasar.

"Tangkapan rajungan dari nelayan saat cuaca buruk seperti ini sedikit sekali, sehingga pasokan rajungan bagi pemborong atau pembeli pun berkurang", katanya.

Sama halnya dengan Tohir, Saenah salah seorang pemborong juga mengatakan hal yang sama.

Menurutnya, pada saat rajungan sedang musim dan tidak terkendala cuaca buruk dirinya mampu mendapatkan pasokan rajungan segar hingga lebih dari 100 kilogram hingga 1 ton.

"Kalau tidak cuaca buruk saya pernah mendapat pasokan kurang lebih satu ton, tetapi saat cuaca seperti ini kita hanya mendapat 25 kilogram", katanya.

Untuk mencegah kerugian dan menyiasati datangnya cuaca buruk, sejumlah pemasok rajungan memilih menjual rajungan segar tanpa perlu mengupas cangkang kulit, dan mendistribusikan rajungan setiap tiga hari sekali ke pembeli.

"Kita sebagai penampung rajungan biasanya diminta mengirim pasokan ke pabrik rajungan asal luar negeri dalam bentuk rajungan kupas, karena akan dijual dalam bentuk kalengan. Jadi kita kupas cangkang terlebih dahulu, akan tetapi berhubung rajungan sulit didapat kita menyiasati dengan mengirim pasokan tiga kali sekali tanpa mengupas kulit cangkang sebab biaya upah pekerja dan transportasi lumayan mahal", ujar Saenah.

Meskipun pasokan rajungan segar terganggu akibat cuaca buruk, sejumlah nelayan bersyukur karena tangkapan rajungan yang sedikit jumlahnya masih dihargai dengan harga yang layak oleh pembeli.

Baca juga: Pemprov Lampung akan bantu atasi persoalan nelayan rajungan

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024