Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berkomitmen meningkatkan produksi kopi daerah itu yang saat ini dinilai masih rendah.
"Saya sangat berkomitmen dalam menyejahterakan petani Lampung. Tahun depan saya akan mengembangkan kopi di Lampung, yang mana biasanya produksi kopi hanya kisaran 0,78 ton per hektare ke depannya akan menjadi 4 ton per hektare," kata Arinal di Bandarlampung, Sabtu.
Ia menyebutkan produksi kopi Indonesia, khususnya di Lampung dapat mengalahkan produksi kopi Vietnam.
Menurut dia, sekitar 10-15 tahun lalu Vietnam belajar tentang kopi di Lampung, namun mereka sekarang bisa menghasilkan kopi 7 ton per hektare.
Karena itu, lanjut dia, tata cara pengelolaan tanaman kopi yang dilakukan secara tradisional akan diubah dengan cara yang lebih modern.
Selain itu, pihaknya juga akan menyediakan bibit kopi unggul yang cocok dibudidayakan di Lampung.
"Kami akan bekerja sama dengan Puslitkoka di Jawa Timur untuk penyediaan bibit unggul kopi," kata dia.
Arinal menjelaskan bibit kopi tersebut nantinya akan disebar di sentra perkebunan kopi Lampung seperti Lampung Barat, Tanggamus dan Way Kanan.
Arinal menjelaskan penanaman kopi itu nantinya tidak harus di kawasan hutan, tetapi dapat ditanam dengan memanfaatkan lahan sendiri.
"Insya Allah kopi kita nanti bisa berada di kawasan hutan rakyat, sehingga bisa diterapkan penggunaan teknologinya. Dan nanti bukan hanya kopi saja, tetapi coklat juga akan diterapkan yang produksinya mencapai 4 ton per hektare," tambahnya.
Provinsi Lampung merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi antara 90.000 hingga 100.000 ton per tahun.
"Saya sangat berkomitmen dalam menyejahterakan petani Lampung. Tahun depan saya akan mengembangkan kopi di Lampung, yang mana biasanya produksi kopi hanya kisaran 0,78 ton per hektare ke depannya akan menjadi 4 ton per hektare," kata Arinal di Bandarlampung, Sabtu.
Ia menyebutkan produksi kopi Indonesia, khususnya di Lampung dapat mengalahkan produksi kopi Vietnam.
Menurut dia, sekitar 10-15 tahun lalu Vietnam belajar tentang kopi di Lampung, namun mereka sekarang bisa menghasilkan kopi 7 ton per hektare.
Karena itu, lanjut dia, tata cara pengelolaan tanaman kopi yang dilakukan secara tradisional akan diubah dengan cara yang lebih modern.
Selain itu, pihaknya juga akan menyediakan bibit kopi unggul yang cocok dibudidayakan di Lampung.
"Kami akan bekerja sama dengan Puslitkoka di Jawa Timur untuk penyediaan bibit unggul kopi," kata dia.
Arinal menjelaskan bibit kopi tersebut nantinya akan disebar di sentra perkebunan kopi Lampung seperti Lampung Barat, Tanggamus dan Way Kanan.
Arinal menjelaskan penanaman kopi itu nantinya tidak harus di kawasan hutan, tetapi dapat ditanam dengan memanfaatkan lahan sendiri.
"Insya Allah kopi kita nanti bisa berada di kawasan hutan rakyat, sehingga bisa diterapkan penggunaan teknologinya. Dan nanti bukan hanya kopi saja, tetapi coklat juga akan diterapkan yang produksinya mencapai 4 ton per hektare," tambahnya.
Provinsi Lampung merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi antara 90.000 hingga 100.000 ton per tahun.