Houston (ANTARA) - Badan-badan pengatur penerbangan dari sedikitnya 30 negara dan kawasan melakukan pertemuan dengan badan pengatur penerbangan Amerika Serikat (FAA) pada Kamis (23/5) di Forth Worth, Texas, untuk membahas masalah keselamatan jet-jet Boeing 737 Max.
Setelah pertemuan tertutup itu, kepala sementara FAA (U.S. Federal Aviation Administration) Daniel Elwell mengatakan kepada para wartawan bahwa "kami sedang menjalani proses yang sangat intensif dan teguh dalam membahas masalah keselamatan sehubungan dengan pelarangan terbang Max."
Ia menambahkan bahwa FAA tidak akan mengizinkan jenis pesawat tersebut terbang sampai pesawat dipastikan tidak memiliki masalah keselamatan.
Menurut beberapa pengamat industri penerbangan, pertemuan di Forth Worth itu sangat penting bagi upaya FAA meyakinkan badan pengatur penerbangan negara-negara lain untuk mencabut larangan terbang atas Max.
Kalangan badan pengatur internasional telah menyatakan rencana untuk melakukan sendiri kajian soal perubahan perangkat lunak Boeing. Mereka juga menekankan bahwa pelatihan tambahan bagi pilot perlu dilakukan.
China merupakan negara pertama yang melarang penerbangan komersial dengan menggunakan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 setelah pesawat Ethiopia Airlines jatuh pada 10 Maret hingga menewaskan 157 orang di dalamnya.
Kecelakaan maut itu merupakan yang kedua kali menimpa pesawat Boeing 737 Max 8 setelah pesawat jenis sama, yang dioperasikan Lion Air Indonesia, jatuh pada Oktober tahun lalu. Rentetan kecelakaan mematikan tersebut memicu negara-negara di seluruh dunia melakukan pengawasan ketat dan melarang pesawat jenis tersebut terbang.
China Southern Airlines telah mengajukan tuntutan kepada Boeing agar membayar ganti rugi setelah maskapai penerbangan itu mengandangkan pesawat-pesawat 737 Max serta penundaan pengiriman pesawat, menurut maskapai, Rabu (22/5).
Perusahaan penerbangan yang bermarkas di Guangzhou itu mengatakan pihaknya telah menangguhkan 24 penerbangan komersial Boeing 737 Max sejak 11 Maret. China Southern Airlines juga meminta Boeing untuk merundingkan rencana pembayaran ganti rugi sesegera mungkin.
Pada Selasa (21/5), China Eastern Airlines mengatakan telah secara resmi mengajukan permintaan ganti rugi dari Boeing atas pelarangan terbang 14 pesawat Boeing 737 Max dan penundaan pengiriman pesawat tersebut.
Sumber: Xinhua-OANA
Setelah pertemuan tertutup itu, kepala sementara FAA (U.S. Federal Aviation Administration) Daniel Elwell mengatakan kepada para wartawan bahwa "kami sedang menjalani proses yang sangat intensif dan teguh dalam membahas masalah keselamatan sehubungan dengan pelarangan terbang Max."
Ia menambahkan bahwa FAA tidak akan mengizinkan jenis pesawat tersebut terbang sampai pesawat dipastikan tidak memiliki masalah keselamatan.
Menurut beberapa pengamat industri penerbangan, pertemuan di Forth Worth itu sangat penting bagi upaya FAA meyakinkan badan pengatur penerbangan negara-negara lain untuk mencabut larangan terbang atas Max.
Kalangan badan pengatur internasional telah menyatakan rencana untuk melakukan sendiri kajian soal perubahan perangkat lunak Boeing. Mereka juga menekankan bahwa pelatihan tambahan bagi pilot perlu dilakukan.
China merupakan negara pertama yang melarang penerbangan komersial dengan menggunakan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 setelah pesawat Ethiopia Airlines jatuh pada 10 Maret hingga menewaskan 157 orang di dalamnya.
Kecelakaan maut itu merupakan yang kedua kali menimpa pesawat Boeing 737 Max 8 setelah pesawat jenis sama, yang dioperasikan Lion Air Indonesia, jatuh pada Oktober tahun lalu. Rentetan kecelakaan mematikan tersebut memicu negara-negara di seluruh dunia melakukan pengawasan ketat dan melarang pesawat jenis tersebut terbang.
China Southern Airlines telah mengajukan tuntutan kepada Boeing agar membayar ganti rugi setelah maskapai penerbangan itu mengandangkan pesawat-pesawat 737 Max serta penundaan pengiriman pesawat, menurut maskapai, Rabu (22/5).
Perusahaan penerbangan yang bermarkas di Guangzhou itu mengatakan pihaknya telah menangguhkan 24 penerbangan komersial Boeing 737 Max sejak 11 Maret. China Southern Airlines juga meminta Boeing untuk merundingkan rencana pembayaran ganti rugi sesegera mungkin.
Pada Selasa (21/5), China Eastern Airlines mengatakan telah secara resmi mengajukan permintaan ganti rugi dari Boeing atas pelarangan terbang 14 pesawat Boeing 737 Max dan penundaan pengiriman pesawat tersebut.
Sumber: Xinhua-OANA