Tanggamus (ANTARA) - Corporate Affairs Director PT Great Giant Pineapple (GGP), Welly Soegiono mengatakan, benih yang diterima dari Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) Kementerian Pertanian akan disebarluaskan kepada petani mitranya di t Kabupaten Lampung Timur, Lampung Barat, dan Tanggamus.
"Benih dari berbagai jenis buah ini nanti akan kita sesuaikan dengan potensi lahan masing-masing sehingga dapat menghasilkan buah besar yang memenuhi skala ekspor," katanya di Tanggamus, Senin.
Menurut Welly, untuk menjadi perusahaan yang sukses harus berani untuk bermain di pasar global dan juga harus mengerti di bidang pembenihan. Dengan benih yang diberikan Balitbu diharapkan dapat menghasilkan benih yang tidak hanya unggul, namun juga menguntungkan.
"Kami akan seleksi lagi, karena unggul belum tentu menguntungkan," katanya.
Dalam memenuhi skala ekspor, PT GGP memiliki target untuk memenuhi kualitas mutu yang harus sama dengan petani lainnya. Jika produk petani di Tanggamus bisa ekspor ke salah satu negara di China maka buah yang diproduksi Tanggamus sudah memenuhi standar kualitas dunia.
"Komitmen bahwa kita bukan produksi terbanyak tapi produksi kualitas terbaik. Jika kita bisa lebih menghasilkan produksi terbanyak, maka sudah pasti kita akan menghasilkan kualitas terbaik dunia," katanya.
Petani binaan dari PT GGP di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung mendapatkan bantuan ribuan benih berbagai jenis buah yang diberikan oleh Balitbu Kementerian Pertanian.
Benih yang diberikan tersebut berupa benih buah-buahan dari berbagai jenis seperti manggis, durian, salak, pepaya, semangka, sukun, hingga petai dan jengkol.
Penyerahan bantuan benih tersebut sebagai tahap awal penyaluran di wilayah Kabupaten Tanggamus. Benih itu nantinya akan dikembangkan ke setiap wilayah-wilayah dengan total lahan seluas 386 hektare yang ada di Provinsi Lampung.
Pada penyerahan benih itu pula dilaksanakan kerjasama antara PT GGP dan Balitbu dalam rangka meningkatkan daya saing produk petani buah melalui pembangunan satelit plantation berbasis inovasi teknologi.
Perjanjian kerja tersebut meliputi tiga tahapan berupa pengembangan modal kebun edukasi buah durian; alpukat; pepaya; salak; manggis; mangga hingga petai dan jengkol, pengembangan kebun satelit di kelompok tani dengan komoditas buah alpukat; durian; pisang; manggis; salak serta penelitian dan pengembangan kultur jaringan, dan perbaikan kualitas tanaman buah mangga dan salak.
"Benih dari berbagai jenis buah ini nanti akan kita sesuaikan dengan potensi lahan masing-masing sehingga dapat menghasilkan buah besar yang memenuhi skala ekspor," katanya di Tanggamus, Senin.
Menurut Welly, untuk menjadi perusahaan yang sukses harus berani untuk bermain di pasar global dan juga harus mengerti di bidang pembenihan. Dengan benih yang diberikan Balitbu diharapkan dapat menghasilkan benih yang tidak hanya unggul, namun juga menguntungkan.
"Kami akan seleksi lagi, karena unggul belum tentu menguntungkan," katanya.
Dalam memenuhi skala ekspor, PT GGP memiliki target untuk memenuhi kualitas mutu yang harus sama dengan petani lainnya. Jika produk petani di Tanggamus bisa ekspor ke salah satu negara di China maka buah yang diproduksi Tanggamus sudah memenuhi standar kualitas dunia.
"Komitmen bahwa kita bukan produksi terbanyak tapi produksi kualitas terbaik. Jika kita bisa lebih menghasilkan produksi terbanyak, maka sudah pasti kita akan menghasilkan kualitas terbaik dunia," katanya.
Petani binaan dari PT GGP di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung mendapatkan bantuan ribuan benih berbagai jenis buah yang diberikan oleh Balitbu Kementerian Pertanian.
Benih yang diberikan tersebut berupa benih buah-buahan dari berbagai jenis seperti manggis, durian, salak, pepaya, semangka, sukun, hingga petai dan jengkol.
Penyerahan bantuan benih tersebut sebagai tahap awal penyaluran di wilayah Kabupaten Tanggamus. Benih itu nantinya akan dikembangkan ke setiap wilayah-wilayah dengan total lahan seluas 386 hektare yang ada di Provinsi Lampung.
Pada penyerahan benih itu pula dilaksanakan kerjasama antara PT GGP dan Balitbu dalam rangka meningkatkan daya saing produk petani buah melalui pembangunan satelit plantation berbasis inovasi teknologi.
Perjanjian kerja tersebut meliputi tiga tahapan berupa pengembangan modal kebun edukasi buah durian; alpukat; pepaya; salak; manggis; mangga hingga petai dan jengkol, pengembangan kebun satelit di kelompok tani dengan komoditas buah alpukat; durian; pisang; manggis; salak serta penelitian dan pengembangan kultur jaringan, dan perbaikan kualitas tanaman buah mangga dan salak.