Pesawaran, Lampung (ANTARA) - Simulasi tanggap bencana yang dilakukan oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) kepada para pelajar mendapatkan respon positif, karena bisa menambah ilmu dan pengetahuan tentang kesiapan saat dan pascabencana terjadi.
“Saya sangat senang sekali, karena ini yang pertama bagi kami. Banyak ilmu yang dapat diserap untuk bisa menjadikan pelajaran di sekolah,” ujar Putri Yolanda siswi SMA Negeri 1 Padang Cermin, di Pesawaran. Selasa.
Menurutnya, kegiatan ini sangat penting, karena tidak ada dalam pembelajaran kurikulum di sekolah. Hanya ada setiap di kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu, simulasi bencana ini bisa dimengerti oleh pelajar, karena menjadi garda terdepan sebagai salah satu tonggak keselamatan bagi masyarakat.
“Banyak sekali yang didapat, bahkan ini menjadi ilmu bagi kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekitar maupun luar, seperti hotel, gedung, mall, kantor dan lainnya,” katanya
Ia menjelaskan, Teluk Pandan ini merupakan daerah yang berdekatan dengan pantai, dan banyak risiko yang terjadi seperti banjir dan tsunami, ini harus segera diantisipasi agar bisa mengurangi korban jiwa.
“Tingginya bencana yang bisa terjadi, simulasi ini sudah wajar dilakukan. Karena penting bagi kita dan masyarakat lainnya,” kata Putri yang juga merupakan anggota PMR SMA Negeri 1 Padang Cermin, itu.
Sedangkan Mira Eka Rahayu Siswi SMP Negeri 2 Pesawaran mengatakan simulasi seperti ini baru pertama kali diikuti. Karena selama ini belum ada yang melakukannya, khususnya bagaimana tata cara mengevakuasi korban pada saat terjadi bencana.
“Bagus banget, senang, gembira bisa dapet ilmu dan belajar. Apalagi bisa tau apa itu Tagana, Vertical Rescue, LDP, dan Pramuka Praduli,” katanya
Ia menjelaskan, walaupun kegiatan ini hanya sebentar, tetapi banyak ilmu yang didapat, dan tidak ada di mata pelajaran di sekolah.
“Semoga kegiatan seperti ini masih terus ada. Karena bisa belajar dengan kakak semua tentang kesiapan tanggap bencana saat dan setelah. Dan ilmu yang diberikan akan kami aplikasikan ke kehidupan seharihari-,”ungkapnya.
“Saya sangat senang sekali, karena ini yang pertama bagi kami. Banyak ilmu yang dapat diserap untuk bisa menjadikan pelajaran di sekolah,” ujar Putri Yolanda siswi SMA Negeri 1 Padang Cermin, di Pesawaran. Selasa.
Menurutnya, kegiatan ini sangat penting, karena tidak ada dalam pembelajaran kurikulum di sekolah. Hanya ada setiap di kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu, simulasi bencana ini bisa dimengerti oleh pelajar, karena menjadi garda terdepan sebagai salah satu tonggak keselamatan bagi masyarakat.
“Banyak sekali yang didapat, bahkan ini menjadi ilmu bagi kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekitar maupun luar, seperti hotel, gedung, mall, kantor dan lainnya,” katanya
Ia menjelaskan, Teluk Pandan ini merupakan daerah yang berdekatan dengan pantai, dan banyak risiko yang terjadi seperti banjir dan tsunami, ini harus segera diantisipasi agar bisa mengurangi korban jiwa.
“Tingginya bencana yang bisa terjadi, simulasi ini sudah wajar dilakukan. Karena penting bagi kita dan masyarakat lainnya,” kata Putri yang juga merupakan anggota PMR SMA Negeri 1 Padang Cermin, itu.
Sedangkan Mira Eka Rahayu Siswi SMP Negeri 2 Pesawaran mengatakan simulasi seperti ini baru pertama kali diikuti. Karena selama ini belum ada yang melakukannya, khususnya bagaimana tata cara mengevakuasi korban pada saat terjadi bencana.
“Bagus banget, senang, gembira bisa dapet ilmu dan belajar. Apalagi bisa tau apa itu Tagana, Vertical Rescue, LDP, dan Pramuka Praduli,” katanya
Ia menjelaskan, walaupun kegiatan ini hanya sebentar, tetapi banyak ilmu yang didapat, dan tidak ada di mata pelajaran di sekolah.
“Semoga kegiatan seperti ini masih terus ada. Karena bisa belajar dengan kakak semua tentang kesiapan tanggap bencana saat dan setelah. Dan ilmu yang diberikan akan kami aplikasikan ke kehidupan seharihari-,”ungkapnya.