Yogyakarta (Antaranews Lampung) - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menyarankan agar evaluasi harga premium perlu mempertimbangkan tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis tersebut yang saat ini mengalami tren penurunan.

"Saat ini orang secara alamiah sebetulnya konsumen telah beralih ke pertalite. (Konsumen) premium tinggal 10-20 persen saja," kata Faisal Basri di University Club, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu.

Mempertimbangkan tren penurunan konsumsi tersebut, menurut Faisal, seharusnya pemerintah tidak perlu ragu untuk melakukan evaluasi dengan menyesuaikan harga BBM jenis premium seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.

"Karena pada dasarnya masyarakat tidak perduli mau harga minyak dunia naik atau tidak yang penting dia beli dengan harga segitu, tidak ada keinginan menghemat. Kita lihat di SPBU-SPBU di Jakarta kita lihat orang lebih banyak beli pertamax," kata mantan anggota Satgas Pemberantasan Mafia Migas ini.

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024