Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Nasrudin (65) warga asal Tanjung Jati, Way Kerap, Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung, suami dari Saudah (60) yang ditemukan tewas akibat serangan kawanan gajah liar di kebunnya, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, dilaporkan juga meninggal dunia.

Kepala Bidang Teknis Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Ismanto mewakili Kepala Balai Besar TNBBS Agus Wahyudiono yang sedang menunaikan ibadah haji, saat dikonfirmasi dari Bandarlampung, Rabu (15/8) siang, membenarkan suami dari Saudah itu telah meninggal dunia.

"Informasi yang kami terima, suami almarhumah Saudah yaitu Nasrudin meninggal dalam perawatan di Puskesmas Sukaraja, Semaka, Kabupaten Tanggamus, diduga terkena serangan jantung," katanya pula.

Setelah tiba di lokasi dan langsung mengecek kondisi korban itu, Ismanto menegaskan kembali bahwa Nasrudin memang meninggal karena sakit. "Almarhum sempat dibawa ke puskesmas dan info dari keluarganya, ada riwayat serangan jantung. Almarhum meninggal saat berada di puskesmas," katanya pula.

Keluarga besar Balai Besar TNBBS juga menyampaikan turut berduka cita kepada keluarga besar almarhum Nasrudin dan almarhumah Saudah yang dimakamkan di Way Kerap, Semaka, Kabupaten Tanggamus.

Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung-Bengkulu saat dihubungi belum memberikan penjelasan yang diminta terkait peristiwa dua warga meninggal dunia dimaksud.

Sebelumnya, Saudah ditemukan meninggal di kebun Tanjakan Mayit areal Hutan Produksi Terbatas (HPT) Pemerihan, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, Rabu (15/8) dini hari. Dia menjadi korban serangan gajah liar yang masuk ke kebunnya itu.

Menurut informasi dari lokasi kejadian, tim patroli dari Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Program dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan pihak terkait telah melakukan evakuasi jasad korban amukan gajah liar itu.

Jenazah korban sudah dibawa keluarganya untuk dimakamkan di Tanjung Jati, Way Kerap, Semaka, Kabupaten Tanggamus.

"Menurut informasi kejadian kawanan gajah liar itu melewati gubuk yang didiami korban bersama keluarganya pada pukul 01.30 WIB, Rabu dini hari tadi," kata Firdaus, staf WCS-IP di sana.

Kronologis kejadian, pada pukul 02.30 WIB, Eka (30) asal Sumbersari, menantu Nasrudin (suami korban) telah melapor ke kantor Balai TNBBS Resort Pemerihan bahwa ada kejadian konflik gajah yang berada di Kebun Tanjakan Mayit di areal Hutan Produksi Terbatas (HPT) Pemerihan, Bengkunat Belimbing, Pesisir Barat.

Setelah Eka melapor, tim langsung menuju ke lokasi. Sampai di tempat kejadian, tim sudah mendapati Nasrudin (65) warga asal Tanjung Jati, Way Kerap, Semaka, Kabupaten Tanggamus sudah berada di luar gubuk, dan istrinya Saudah sudah tergeletak di jalan khusus sepeda motor dengan kondisi meninggal dunia.

Keluarga meminta agar korban segera dibawa keluar karena posisi kawanan gajah liar masih berada di sekitar area TKP. Evakuasi korban dilakukan adalah tim gabungan, yaitu Sumin, Parman (TNBBS), Bayu Eka Saputra, Dedi (WCS), Usman Hadi Bio (YABI), Saprudin, Nurdin dan Umar Yani (Dinas Kehutanan Pesisir Barat).

Jenazah dibawa ke Tanjung Jati, Way Kerap, Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

Pihak berwenang di sekitar lokasi kejadian amukan gajah liar itu, mengaku sebelumnya telah mengingatkan dan mengimbau warga penggarap lahan kebun di wilayah ini, termasuk suami istri Nasrusin-Saudah agar tidak menginap di gubuk, cukup menggarapnya saja. Karena itu, para pihak terkait perlu melakukan pengontrolan dan pengawasan serta penertiban warga yang masih menggarap lahan di kawasan tersebut, sekaligus tinggal menginap di gubuk-gubuk yang ada karena berisiko tinggi menjadi korban konflik satwa liar yang masuk ke sana.

Beberapa waktu lalu, konflik gajah liar juga terjadi di Kabupaten Tanggamus, Lampung, dengan warga di sekitar kawasan kebun yang juga ditinggali pemukim dan penggarap lahannya, telah menewaskan seorang perempuan lanjut usia dengan kondisi tubuh mengenaskan.

Berkaitan dengan adanya konflik satwa liar dengan warga sekitar, Pemerintah Provinsi Lampung sejak tahun 2017 telah membentuk Tim Koordinasi dan Tim Satgas Penanggulangan Konflik di Provinsi Lampung.

Tim terpadu penanganan konflik satwa liar dengan warga di Provinsi Lampung itu diketahui telah berupaya untuk menangani dan mengatasi konflik serupa agar dapat diantisipasi dan tidak sampai menimbulkan korban lagi. Namun sejumlah pihak mengharapkan agar kerja tim dapat lebih dioptimalkan lagi.

Saat ini populasi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar pada habitatnya di kawasan hutan di Sumatera, termasuk dalam kawasan hutan tropis di Lampung kian terancam, sehingga perlu upaya bersama untuk menyelamatkan dan melestarikannya, termasuk segera mengatasi konflik dengan warga sekitar hutan yang masih terus terjadi.

Pewarta : Budisantoso Budiman
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024