(ANTARA) - Salah seorang dokter spesialis saraf menyebutkan serangan penyakit stroke dapat dicegah atau diminimalkan dengan mengontrol faktor risikonya serta menjaga pola hidup sehat.

"Upaya mencegah stroke di antaranya dengan mengelola faktor risiko stroke secara baik dan benar," kata dokter spesialis saraf RS Imanuel Way Halim, dr Ruth Mariva SpS, dalam seminar awam tentang peningkatan kualitas hidup pasien stroke, di Bandarlampung, Sabtu.

Pembicara lainnya dalam seminar itu adalah dr Hetty Christin SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari RS Imanuel Bandarlampung.

Menurut dr Ruth, faktor risiko utama stroke adalah darah tinggi, kencing manis dan penyakit jantung.

Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi faktor risiko, seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji, alkohol, merokok, menggunakan narkoba, kurang berolah raga, serta memiliki kolesterol dan asam urat tinggi.

"Untuk pemecahan masalah hipertensi, perlu dilakukan deteksi dini dengan memeriksa tekanan darah secara rutin. Hipertensi kebanyakan tidak memberikan gejala, meski kadang-kadang sakit kepala dan tegang di bagian tengkuk," katanya.

Sehubungan dengan itu, ia meminta masyarakat untuk menganut pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, seperti biji-bijian, sayuran dan buah-buahan, di antaranya jeruk, pisang dan apel.

"Kurangi mengonsumsi garam dan gula, kurangi makanan gorengan/manis dan berlemak tinggi, serta mengonsumsi makanan bervariasi. Selain itu, usahakan tidak stres, selalu berpikir positif dan istirahat cukup, seperti tidur 6-8 jam sehari dan berolah raga teratur, serta periksa kesehatan secara teratur, tidak merokok dan tak minum alkohol," katanya.

Bagi penderita yang sudah stroke kualitas hidup dapat ditingkatkan dengan tetap semangat, tidak depresi dan latihan teratur.

Menurut dr Ruth, pencegahan dilakukan sebelum kena stroke atau preventif primer, maupun pencegahan stroke berulang atau preventif sekunder.

Stroke adalah suatu kelainanan pada otak yang terjadi mendadak, karena terjadi gangguan aliran darah ke otak. Stroke itu bisa terjadi berupa penyumbatan, atau perdarahan dalam otak atau bawah selaput otak. Sehubungan itu, stroke merupakan penyakit penyebab kematian nomor satu dan penyebab kecacatan nomor satu, serta menyebabkan depresi bagi penderitanya.

Sementara itu, Hetty Christin SpGK menyebutkan kualitas hidup pasien stroke bisa diperbaiki melalui nutrisi.

Ia menyebutkan tujuan dukungan nutrisi, di antaranya adalah untuk mempertahankan kecukupan gizi, mencegah komplikasi, dan mendukung pemulihan.

Menurut dr Hetty, dukungan vitamin dan seng dapat membantu penyembuhan dan pencegahan stroke.

Contoh bahan makanan yang menjadi sumber vitamin A adalah wortel, pepaya, tomat, bayam, sawi, kale, ikan salmon, tuna, makarel, susu, telur, labu siam, brokoli, melon, mangga dan lainnya.

Sumber vitamin B di antaranya adalah jamur, sayuran hijau gelap, kentang susu dan produk susu, telur, ikan, keju, daging, gandum, kacang-kacangan, telur dan lainnya. Vitamin C seperti brokoli, jeruk, jambi biji, stroberi dana tomat.

Makanan mengandung vitamin D adalah minyak hati ikan, ikan salmon, susu, jamur shitake, tuna, ikan hering, sarden dan lainnya. Vitamin E adalah minyak nabati, sayuran hijau, kuning telur, gandum utuh, hati, kacang-kacangan dan biji-bijian. Adapun makanan mengandung seng di antaranya adalah tiram, kerang, kepiting, udang, salmon, lobster, kacang merah, kacang tanah, kacang mete, susu dan lainnya.

Ia mengingatkan bahwa ada delapan kebiasaan mencegah terjadinya stroke ulang, yakni menjaga berat badan, olah raga teratur, berhenti merokok, hindari minum beralkohol, makan buah dan sayuran, minum obat sesuai anjuran dokter, menjaga tekanan darah dan memeriksa kesehatan secara berkala. 
 

Pewarta : Hisar Sitanggang
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024