Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung bekerjasama dengan Google News Lab dan Internews menggelar pelatihan bagi jurnalis dapat memverifikasi informasi sehingga terhindar dari berita bohong (hoaks).
Ketua AJI Bandarlampung Padli Ramdan, di Bandarlampung, Minggu (18/2), mengatakan training tersebut penting bagi jurnalis sebagai bekal menghadapi marak berita bohong atau hoaks yang kini banyak beredar di masyarakat.
Apalagi, tahun ini Lampung menjadi salah satu daerah yang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah yang diprediksi akan semakin banyak hoaks yang ditebarkan sebagai bagian dari kampanye negatif.
"Lampung dipilih sebagai lokasi pelatihan, sebab tahun ini akan ada 171 pemilihan kepala daerah serentak se-Indonesia, di antaranya 17 provinsi, dan Lampung termasuk salah satunya," ujar Padli.
Pelatihan bertajuk Google News Lab Training Journalist itu digelar di Hotel Bukit Randu Bandarlampung, Sabtu-Minggu, 17-18 Februari 2018. Dalam kegiatan tersebut sebanyak 20 jurnalis dari berbagai media massa di Lampung yang menjadi peserta dan mendapatkan materi memanfaatkan beragam tools untuk memverifikasi kebenaran sebuah informasi, baik berupa teks, foto hingga video.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan para jurnalis tidak ikut termakan isu-isu hoaks, mengingat di tengah persaingan kecepatan media massa dalam memberitakan sebuah informasi atau kejadian, menurut Padli, jurnalis rawan menjadi korban hoaks, dengan membuat berita yang salah akibat mengikuti informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
"Jurnalis harus lebih selektif menerima informasi yang masuk, harus tetap melakukan verifikasi dari informasi yang didapat," ujarnya pula.
Dalam pelatihan tersebut, peserta mendapatkan materi dari dua trainer yakni, Yekthi Hesthi Murthi dari AJI Indonesia dan Ari Wibowo dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Perwakilan AJI Indonesia Geril Dwira menjelaskan, training yang diadakan di Bandarlampung ini merupakan traning angkatan ke-2 untuk jurnalis yang diadakan AJI Indonesia bersama Google. Sebelumnya kegiatan serupa telah diadakan di Jakarta, pada 10-11 Februari, dan akan digelar di kota lain, yaitu Denpasar, Bandung, Semarang, Medan dan Makassar.
Sebelumnya AJI Bandar Lampung, bekerjasama dengan Google Internews dan Google News Lab menggelar workshop antisipasi informasi bohong di auditorium perpustakaan Universitas Lampung, di Bandarlampung, Kamis (15/2).
Ketua AJI Bandarlampung Padli Ramdan mengatakan workshop setengah hari bertema "Hoax Busting and Digital Hygiene" ini digelar karena makin marak berita bohong atau hoaks yang tersebar lewat internet. Berita bohong yang terus menyebar ini bisa dianggap sebagai kabar yang benar jika tidak dilakukan pencegahan dan penyadaran kepada pembaca.
Padli menilai tidak sedikit warga yang sering terjatuh dalam informasi yang salah. Tingkat kepercayaan warga pada keberadaan media arus utama yang turut menjembatani informasi pun semakin dirasakan menurun. Pada sisi lain, hal tersebut tidak diimbangi dengan keberadaan media alternatif yang akurat dan kredibel.
Hoaks muncul dalam bentuk berita, dengan format editorial, advertorial, atau yang lainnya. Kabar bohong dengan menampilkan informasi yang salah serta gambar yang menyesatkan dikemas dengan baik untuk memutarbalikkan kebenaran, katanya pula.
"Terkadang akun media sosial yang dibajak juga sengaja digunakan untuk menyebarkan berita palsu dan hoaks. Kemudian diperparah dengan disebarkan ulang atau re-share oleh akun lain yang tidak memverifikasi dulu kebenaran berita atau informasi itu sehingga viral di dunia maya," kata dia.
Ia berharap lewat workshop ini masyarakat umum mampu mendeteksi berita palsu, hoaks atau misinformasi, sehingga kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran publik atas penting verifikasi dan koreksi fakta atas semua informasi yang diperoleh di internet.
Para peserta, kata dia, diajarkan cara memanfaatkan perangkat google untuk membangun pengamanan diri di dunia digital yang sehat dan aman, sehingga akun media sosial yang dipakai bisa terlindungi dari pembajakan yang merugikan.
Trainer Yekthi Hesthi Murthi dari AJI Indonesia menjelaskan, setelah pelatihan, panitia akan membuat forum bersama untuk mentoring implementasi tools yang sudah diajarkan dalam bentuk google classroom.
Panitia juga akan memilih beberapa peserta terbaik yang berhasil menggunakan tools yang diberikan dalam kerja jurnalistiknya untuk mendapatkan hadiah kunjungan ke Google Summit 2019.
Ketua AJI Bandarlampung Padli Ramdan, di Bandarlampung, Minggu (18/2), mengatakan training tersebut penting bagi jurnalis sebagai bekal menghadapi marak berita bohong atau hoaks yang kini banyak beredar di masyarakat.
Apalagi, tahun ini Lampung menjadi salah satu daerah yang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah yang diprediksi akan semakin banyak hoaks yang ditebarkan sebagai bagian dari kampanye negatif.
"Lampung dipilih sebagai lokasi pelatihan, sebab tahun ini akan ada 171 pemilihan kepala daerah serentak se-Indonesia, di antaranya 17 provinsi, dan Lampung termasuk salah satunya," ujar Padli.
Pelatihan bertajuk Google News Lab Training Journalist itu digelar di Hotel Bukit Randu Bandarlampung, Sabtu-Minggu, 17-18 Februari 2018. Dalam kegiatan tersebut sebanyak 20 jurnalis dari berbagai media massa di Lampung yang menjadi peserta dan mendapatkan materi memanfaatkan beragam tools untuk memverifikasi kebenaran sebuah informasi, baik berupa teks, foto hingga video.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan para jurnalis tidak ikut termakan isu-isu hoaks, mengingat di tengah persaingan kecepatan media massa dalam memberitakan sebuah informasi atau kejadian, menurut Padli, jurnalis rawan menjadi korban hoaks, dengan membuat berita yang salah akibat mengikuti informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
"Jurnalis harus lebih selektif menerima informasi yang masuk, harus tetap melakukan verifikasi dari informasi yang didapat," ujarnya pula.
Dalam pelatihan tersebut, peserta mendapatkan materi dari dua trainer yakni, Yekthi Hesthi Murthi dari AJI Indonesia dan Ari Wibowo dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Perwakilan AJI Indonesia Geril Dwira menjelaskan, training yang diadakan di Bandarlampung ini merupakan traning angkatan ke-2 untuk jurnalis yang diadakan AJI Indonesia bersama Google. Sebelumnya kegiatan serupa telah diadakan di Jakarta, pada 10-11 Februari, dan akan digelar di kota lain, yaitu Denpasar, Bandung, Semarang, Medan dan Makassar.
Sebelumnya AJI Bandar Lampung, bekerjasama dengan Google Internews dan Google News Lab menggelar workshop antisipasi informasi bohong di auditorium perpustakaan Universitas Lampung, di Bandarlampung, Kamis (15/2).
Ketua AJI Bandarlampung Padli Ramdan mengatakan workshop setengah hari bertema "Hoax Busting and Digital Hygiene" ini digelar karena makin marak berita bohong atau hoaks yang tersebar lewat internet. Berita bohong yang terus menyebar ini bisa dianggap sebagai kabar yang benar jika tidak dilakukan pencegahan dan penyadaran kepada pembaca.
Padli menilai tidak sedikit warga yang sering terjatuh dalam informasi yang salah. Tingkat kepercayaan warga pada keberadaan media arus utama yang turut menjembatani informasi pun semakin dirasakan menurun. Pada sisi lain, hal tersebut tidak diimbangi dengan keberadaan media alternatif yang akurat dan kredibel.
Hoaks muncul dalam bentuk berita, dengan format editorial, advertorial, atau yang lainnya. Kabar bohong dengan menampilkan informasi yang salah serta gambar yang menyesatkan dikemas dengan baik untuk memutarbalikkan kebenaran, katanya pula.
"Terkadang akun media sosial yang dibajak juga sengaja digunakan untuk menyebarkan berita palsu dan hoaks. Kemudian diperparah dengan disebarkan ulang atau re-share oleh akun lain yang tidak memverifikasi dulu kebenaran berita atau informasi itu sehingga viral di dunia maya," kata dia.
Ia berharap lewat workshop ini masyarakat umum mampu mendeteksi berita palsu, hoaks atau misinformasi, sehingga kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran publik atas penting verifikasi dan koreksi fakta atas semua informasi yang diperoleh di internet.
Para peserta, kata dia, diajarkan cara memanfaatkan perangkat google untuk membangun pengamanan diri di dunia digital yang sehat dan aman, sehingga akun media sosial yang dipakai bisa terlindungi dari pembajakan yang merugikan.
Trainer Yekthi Hesthi Murthi dari AJI Indonesia menjelaskan, setelah pelatihan, panitia akan membuat forum bersama untuk mentoring implementasi tools yang sudah diajarkan dalam bentuk google classroom.
Panitia juga akan memilih beberapa peserta terbaik yang berhasil menggunakan tools yang diberikan dalam kerja jurnalistiknya untuk mendapatkan hadiah kunjungan ke Google Summit 2019.