Jakarta (ANTARA LAMPUNG) - Pemerintah berencana membatasi jumlah mahasiswa yang masuk perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia dengan tujuan fokus pendidikan, kata Presiden Joko Widodo.
"Saya lebih senang kalau perguruan tinggi itu fokus, tidak semuanya diambil," jelas Presiden dalam pidato penutupan Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta pada Rabu.
Menurut Presiden, terdapat beberapa perguruan tinggi yang memiliki jumlah mahasiswa lebih dari 30 ribu atau 40 ribu.
Kepala Negara mengatakan telah meminta Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir untuk membatasi jumlah mahasiswa di PTN, dan Menristek Dikti segera menanggapi positif arahan tersebut.
"Kita tunggu saja menterinya nanti bergerak kapan," ujar Jokowi.
Dalam sambutannya Presiden mengatakan perguruan tinggi harus berinovasi dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Perkembangan dunia saat ini mengarah kepada pemanfaatan digital baik di segi perekonomian, politik, media hingga pendidikan, ujar Presiden.
Hal itu, memerlukan inovasi dan perkembangan jurusan pendidikan baru yang mengajarkan pemanfaatan digitalisasi, tambahnya.
(ANTARA)
"Saya lebih senang kalau perguruan tinggi itu fokus, tidak semuanya diambil," jelas Presiden dalam pidato penutupan Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta pada Rabu.
Menurut Presiden, terdapat beberapa perguruan tinggi yang memiliki jumlah mahasiswa lebih dari 30 ribu atau 40 ribu.
Kepala Negara mengatakan telah meminta Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir untuk membatasi jumlah mahasiswa di PTN, dan Menristek Dikti segera menanggapi positif arahan tersebut.
"Kita tunggu saja menterinya nanti bergerak kapan," ujar Jokowi.
Dalam sambutannya Presiden mengatakan perguruan tinggi harus berinovasi dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Perkembangan dunia saat ini mengarah kepada pemanfaatan digital baik di segi perekonomian, politik, media hingga pendidikan, ujar Presiden.
Hal itu, memerlukan inovasi dan perkembangan jurusan pendidikan baru yang mengajarkan pemanfaatan digitalisasi, tambahnya.
(ANTARA)