Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Wakil Bupati Waykanan Edward Antony mendukung program unggulan dinas perkebunan setempat pada 2018 yaitu produksi gula merah dengan menggunakan sari tebu.
"Di Waykanan banyak tanaman tebu, apalagi ada perusahaan perkebunan tebu. Dengan adanya ini perusahaan juga bisa memproduksi gula merah tersebut untuk dipasarkan di kalangan masyarakat dengan harga yang lebih murah," kata dia, di Waykanan, Lampung, Rabu (8/11).
Menurutnya, dengan membuat gula merah dari sari tebu ini merupakan penemuan yang pertama yang bisa dilakukan oleh para petani tebu.
Saat ini, banyak gula merah yang berasal dari nira kelapa dan aren. Tetapi ini yang membuat beda yaitu dengan air tebu yang diolah seperti memasak gula merah biasanya.
"Ini memberitahukan bahwa masyarakat bisa memproduksi gula tebu dengan sendirinya, tanpa harus menjual ke perusahaan," jelasnya.
Edward juga menjelaskan, para kelompak tani perkebunan nantinya akan diberikan pelatihan dan pembinaan bagaimana cara mengolah air tebu menjadi gula merah yang enak dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Dia menambahkan, luasnya hamparan tanaman tebu di Kecamatan Negarabatin, Pakuanratu dan Negeribesar membuat Pemerintah Kabupaten Waykanan mendukung percepatan produksi gula merah dari air tebu tersebut.
Sementara petani setempat mengaku sangat berharap program tersebut dapat terealisasikan sehingga ada pekerjaan baru yang menghasilkan uang untuk meningkatkan perekonomian.
Data BPS Waykanan menyebutkan luas areal tanaman tebu di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan tersebut pada 2014 tercatat 4.610 hektare.
(ANTARA)
"Di Waykanan banyak tanaman tebu, apalagi ada perusahaan perkebunan tebu. Dengan adanya ini perusahaan juga bisa memproduksi gula merah tersebut untuk dipasarkan di kalangan masyarakat dengan harga yang lebih murah," kata dia, di Waykanan, Lampung, Rabu (8/11).
Menurutnya, dengan membuat gula merah dari sari tebu ini merupakan penemuan yang pertama yang bisa dilakukan oleh para petani tebu.
Saat ini, banyak gula merah yang berasal dari nira kelapa dan aren. Tetapi ini yang membuat beda yaitu dengan air tebu yang diolah seperti memasak gula merah biasanya.
"Ini memberitahukan bahwa masyarakat bisa memproduksi gula tebu dengan sendirinya, tanpa harus menjual ke perusahaan," jelasnya.
Edward juga menjelaskan, para kelompak tani perkebunan nantinya akan diberikan pelatihan dan pembinaan bagaimana cara mengolah air tebu menjadi gula merah yang enak dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Dia menambahkan, luasnya hamparan tanaman tebu di Kecamatan Negarabatin, Pakuanratu dan Negeribesar membuat Pemerintah Kabupaten Waykanan mendukung percepatan produksi gula merah dari air tebu tersebut.
Sementara petani setempat mengaku sangat berharap program tersebut dapat terealisasikan sehingga ada pekerjaan baru yang menghasilkan uang untuk meningkatkan perekonomian.
Data BPS Waykanan menyebutkan luas areal tanaman tebu di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan tersebut pada 2014 tercatat 4.610 hektare.
(ANTARA)