Semarang (ANTARA Lampung) - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku heran jika ada orang-orang yang mengaku "ulama" tetapi ingin mengubah Pancasila.

"Alangkah anehnya kalau sekarang muncul ulama dengan pakaian ulama, tetapi ingin mengubah Pancasila. Pasti bukan ulama Indonesia," kata Panglima saat Tausiah Kebangsaan memperingati HUT Ke-72 RI di kawasan Bundaran Tugu Muda Semarang, Senin malam.

Panglima menduga "ulama" tersebut merupakan orang Indonesia yang pura-pura berpakaian ulama, membohongi rakyat, dibayar untuk merusak rakyat.

Ia menyatakan aneh jika ada ulama yang ingin mengubah Pancasila karena justru ulama yang merumuskan dan menyusun landasan berdirinya NKRI. "Ulama sudah mempersatukan, menyatukan, berjuang, dan menyiapkan landasan," katanya.

Berdasarkan sejarah, lanjut dia, kiai dan ulama selalu menjadi ujung tombak perjuangan NKRI. "Setelah dimotori para kiai, semua ikut. Kristen ikut, Katolik ikut, Buddha ikut," katanya.

Dalam kondisi terkini, katanya, dunia mengakui ibadah Ramadan di Indonesia sebagai yang teraman di dunia.

"Ada yang tidak senang, berusaha memecah belah. Jangan mau terprovokasi," katanya.

Oleh karena itu, kata Panglima, ulama dan santri berperan dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang majemuk ini. (ANTARA)

Pewarta : I.C. Senjaya
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024