Beijing (Antara/Reuters) - Presiden China Xi Jin-ping menegaskan bahwa perubahan politik di Taiwan tidak akan berdampak pada makna prinsip "Satu China", demikian radio penyiaran milik pemerintah China melaporkan, Selasa.
         
Beijing menahan komunikasi resmi dengan pemerintahan pimpinan Partai Progresif Demokrat dan Presiden Tsai Ing-wen hingga pihaknya bersedia mengakui kebijakan "Satu China".
         
China menyatakan bahwa Taiwan merupakan salah satu wilayah China yang diperintah oleh Beijing.
         
Beijing menganggap kepulauan tersebut sebagai provinsi yang membangkang bisa disatukan oleh pasukan jika memang diperlukan dan hubungan dengan Taiwan menjadi tegang sejak Tsai menjabat Presiden pada bulan Mei lalu.
         
Pemerintahan Taiwan sebelumnya di bawah Partai Nasionalis bersedia mengakui "Konsensus 1992" yang menyatakan hanya ada satu China bahwa masing-masing pihak memiliki interpretasi sendiri atas makna dari prinsip tersebut.


Pamerkan pesawat
       
Untuk pertama kali, China memamerkan jet tempur siluman terbarunya, J-20 Chengdu, pada khalayak melalui terbang lintas di Pameran Dirgantara China, Selasa.
        
Acara tersebut adalah pertemuan terbesar pembuat dan pembeli pesawat di bagian selatan kota Zhuhai.
        
Beijing berharap jet tempur tidak kasat radar, yang selama ini hanya dilihat "blogger", akan menolong negara tersebut mempersempit celah teknologi militer dengan Amerika Serikat.
        
J-20 menyerupai jet tempur siluman buatan Lockheed Martin F-22 Raptor milik Amerika Serikat, yang menurut sejumlah pengamat mampu menandingi pengaruh jet tempur negara adidaya itu.
        
Jet tempur berteknologi siluman masuk ke dalam kategori pesawat Generasi ke-5, yang hingga saat ini hanya F-22 Raptor milik Amerika Serikat yang telah beroperasi penuh sejak tahun 2005.
        
Selain China dengan J-20, Rusia yang bekerja sama dengan India juga telah mengembangkan jet tempur siluman berkode PAK-FA T-50 yang dalam pengembangannya telah lebih maju dibandingkan China.

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024