Kopenhagen (Antara/Reuters) - Ilmuwan telah menemukan 500 titik di dasar laut yang melepas gas rumah kaca, metana, ke Samudera Pasifik dari Amerika Serikat, ungkap sebuah kajian, Rabu.
        
Jumlahnya dua kali lipat dari emisi yang dihasilkan sumber gas metana AS, tambahnya.
        
Metana biasanya dilepas secara alamiah dari dasar laut di banyak tempat seluruh dunia. Gas itu dapat memicu pemanasan global jika mencapai atmosfer.
        
Peneliti tengah mengamati hubungan antara tingginya suhu permukaan samudera di seluruh dunia dengan intensitas pemasanan global.  
   
"Tampaknya, seluruh pesisir Washington, Oregon, California memiliki sumber metana cukup besar," kata Robert Ballard, ilmuwan yang dikenal karena menemukan puing kapal Titanic dan 500 sumber gas metana di dasar laut.
        
"Jumlahnya berlipat ganda hingga mencapai 1.000 sumber metana yang kini diketahui tersebar di sekitar AS," ujarnya.
        
Nicole Raineauly, Direktur Operasional Ilmu Pengetahuan, bekerja sama dengan organisasi yang menaungi Ballard, "Ocean Exploration Trust" mengatakan sumber gas itu cukup lama tak diketahui, dan saat ini belum jelas pemicunya. Jika sumber itu aktif, belum diketahui seberapa banyak gas yang bocor hingga mencapai atmosfer.
        
Gunnar Myhre, ahli Pusat Riset Iklim dan Lingkungan Internasional di Oslo mengatakan penelitian di Samudera Arktik sekitar kepulauan Svalbard, Norwegia mengindikasikan, sumber gas metana tersebar di perairan tersebut.
        
Saat titik gas metana ditemukan, "kemungkinan besar mereka telah aktif cukup lama," ujarnya.
        
Pasalnya belum ada teknologi yang mampu memetakan sumber gas itu hingga beberapa dasawarsa terakhir.
        
Sekitar 100 ahli akan bertemu pada 20 sampai 21 Oktober dalam Forum Eksplorasi Lautan Nasional di New York, diselenggarakan oleh Universitas Monmouth.
        
Peneliti berharap dapat menunjukkan hasil risetnya mengenai ilmu kelautan, termasuk penemuan spesies baru, teripang ungu dan "Monster Lumpur" kecil di perairan dalam Samudera Pasifik oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS.
        
"Satu juta spesies di lautan dan satu juta bangkai kapal telah menanti untuk ditemukan," kata Jesse Ausubel dari Universitas Rockefeller.

Penerjemah : TENRI/GNC Aryani

Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024