Jakarta (ANTARA Lampung) - Kementerian Pertanian mengungkapkan pada Musim Hujan (MH) 2014/2015 (Oktober-Maret) luas lahan padi yang mengalami puso atau gagal panen karena serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), banjir dan kekeringan seluas 39.532 hektare (ha).
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis disebutkan luas puso terbesar pada periode tersebut disebabkan karena banjir yakni seluas 33.325 ha, sebagian besar terjadi pada Desember terutama di Provinsi Aceh, Jawa Timur, dan Banten.
Kemudian karena kekeringan seluas 5.881 ha yang luas puso terbesarnya terjadi pada Oktober, terutama di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah.
Sedangkan puso yang disebabkan karena OPT seluas 318 ha dan terbesar terjadi pada Desember, terutama di Provinsi Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Barat.
Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Pending Dadih Permana menyatakan, keseluruhan tanaman yang mengalami puso tersebut sebesar 0,49 persen dari luas tanam sebesar 8.043.639 hektare.
Kementan telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan pada tanaman padi.
Upaya yang dilakukan di antaranya melakukan pengendalian OPT utama pada tanaman padi seluas 222.509 ha, mengirim surat peningkatan kewaspadaan dan antisipasi serta prakiraan awal Musim Kering (MK) tahun 2015 kepada Gubernur seluruh Indonesia.
Selain itu, realisasi pelaksanaan penerapan PHT skala luas pada tanaman padi sampai April 2015 sebanyak (7,04 persen) dari rencana 142 unit.
"Kementan juga meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap perkembangan luas serangan OPT, banjir dan kekeringan. Lebih jauh, Kementan juga melakukan penyerahan Cadangan Benih Nasional (CBN)," ujarnya.(Ant)
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis disebutkan luas puso terbesar pada periode tersebut disebabkan karena banjir yakni seluas 33.325 ha, sebagian besar terjadi pada Desember terutama di Provinsi Aceh, Jawa Timur, dan Banten.
Kemudian karena kekeringan seluas 5.881 ha yang luas puso terbesarnya terjadi pada Oktober, terutama di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah.
Sedangkan puso yang disebabkan karena OPT seluas 318 ha dan terbesar terjadi pada Desember, terutama di Provinsi Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Barat.
Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Pending Dadih Permana menyatakan, keseluruhan tanaman yang mengalami puso tersebut sebesar 0,49 persen dari luas tanam sebesar 8.043.639 hektare.
Kementan telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan pada tanaman padi.
Upaya yang dilakukan di antaranya melakukan pengendalian OPT utama pada tanaman padi seluas 222.509 ha, mengirim surat peningkatan kewaspadaan dan antisipasi serta prakiraan awal Musim Kering (MK) tahun 2015 kepada Gubernur seluruh Indonesia.
Selain itu, realisasi pelaksanaan penerapan PHT skala luas pada tanaman padi sampai April 2015 sebanyak (7,04 persen) dari rencana 142 unit.
"Kementan juga meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait serta melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap perkembangan luas serangan OPT, banjir dan kekeringan. Lebih jauh, Kementan juga melakukan penyerahan Cadangan Benih Nasional (CBN)," ujarnya.(Ant)