Jakarta, 11 September 2014 (ANTARA) - Penyelenggaraan Festival Teluk Tomini 2014 menjadi momentum untuk mengangkat citra wisata bahari sebagai salah satu pilihan objek wisata berkelas dunia. Teluk terluas di Indonesia ini akan menjadi kawasan wisata laut terbesar di dunia yang akan ditopang oleh kekayaan alam dan budayanya. Sebab itu, lewat pesta akbar ini, diharapkan dunia dapat lebih mengenal keindahan dan keanekaragaman sumber daya hayati dan non hayati yang terkandung di Teluk Tomini. Alhasil, kawasan yang dijuluki sebagai "Surganya Sulawesi Tengah" ini pun masuk sebagai salah satu jajaran pariwisata bahari unggulan di Indonesia. Oleh sebab itu, peluang ini harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam khususnya di bidang kelautan dan perikanan melalui pariwisata bahari agar masyarakat setempat mendapat nilai lebih yang berujung bertambahnya kesejahteraan. Demikian disampaikan Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) Dedy H. Sutisna di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Kamis (11/9).
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa, pesona kawasan laut dan keragaman budayanya membuat Teluk yang terletak di antara segitiga terumbu karang ini menyimpan eksotika pariwisata yang menarik untuk dijelajahi. Karena itu, sektor wisata bahari merupakan bidang yang paling efisien dan tepat dalam penanaman investasi jika dibandingkan dengan bidang lainnya. Terkait pengembangan sektor wisata bahari, KKP telah mengedepankan pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat lokal dengan bersendikan kelestarian alam. KKP pun, telah menempuh strategi pengembangan industri wisata bahari dengan tidak meninggalkan pemberdayaan masyarakat lokal. Pasalnya, pariwisata yang dikembangkan harus melibatkan masyarakat sekitarnya dan menghargai kearifan lokal dalam menjaga ekosistem laut. Selain memberdayakan masyarakat lokal, KKP telah berkonsistensi dalam mengembangkan wisata bahari yang menghargai konservasi lingkungan. Tak salah jika dikatakan, optimalisasi potensi wisata bahari yang terdapat di Teluk Tomini dapat meniupkan ruh tersendiri bagi pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengedepankan pembangunan ekonomi yang mendayagunakan sumber daya kelautan (ocean based resource) dan fungsi laut secara bijaksana sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga mampu bersaing dalam kancah kompetisi global. Karena itu, dalam menghadapi pasar bebas masyarakat ASEAN 2015 dan bonus demografi penduduk 2025 mendatang, percepatan pembangunan pada sektor kelautan akan diarahkan kepada perikanan, wisata bahari, perhubungan laut, energi sumber daya mineral non migas, industri kelauatan dan jasa keuangan. "Bersandar pada hal itu, sektor kelautan dan perikanan khususnya di bidang jasa seperti pariwisata bahari, diprediksi dapat menyumbang devisa negara dalam jumlah yang cukup besar," ungkap Dedy.
Berkaca pada data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2013, sektor pariwisata meraih kunjungan lebih dari 8.8 juta wisman atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS. Sementara jika ditilik dari, sektor pariwisata bahari. Sektor ini telah menyumbang 30 persen dari kegiatan pariwisata nasional atau sebesar 3 juta miliar dollar. Jumlah ini belum dihitung dari kegiatan pendukung pariwisata bahari yang mungkin timbul seperti kerajinan tangan, industri kuliner, maupun jasa pendukung lainnya. Selain itu, bila mengacu pada laporan The World Travel & Tourism Council, sepanjang 2014 Indonesia berpeluang mendapat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 14,2 persen dan wisatawan domestik 6,3 persen. Merujuk pada semua data itu, Dedy menyatakan optimismenya bahwa pariwisata khususnya wisata bahari akan memberi banyak manfaat ekonomi pada Indonesia.
Seiring dengan itu, sebagai upaya percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan khususnya sektor wisata bahari. Pemerintah telah menetapkan Palu menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemberlakuan KEK di Kota Palu pun telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2014. Ditetapkankannya Palu sebagai KEK sebagai upaya memancing stimulan para wisatawan yang berasal dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Palu dan Teluk Tomini. Sehingga devisa dapat digenjot dari pemasukan sektor pariwisata serta properti. Untuk itu, pengelolaan sektor kelautan di Sulawesi Tengah dibagi menjadi tiga zona atau klaster yaitu Selat Makassar di sekitarnya, Teluk Tomini dan Teluk Tolo. Pembagian zona ini merupakan upaya dalam mengelola sumber daya alam laut dengan bersendikan Blue Economy.
Kegiatan pesta akbar ini pun dimeriahkan dengan berbagai acara bertema kekayaan wisata dan budaya. Semisalnya, aksi pentas seni tari kolosal, atraksi parade kapal nelayan, pameran berbagai potensi kelautan dan perikanan serta penyerahan hadiah lomba fotografi bawah laut yang melibatkan 40 peserta. Sementara, sebagai kegiatan pamungkas, Festival Teluk Tomini 2014, ditandai dengan acara penabuhan kakula dan pelepasan balon serta Koventi. Festival ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Peringatan Hari Nusantara dan juga sebagai pemanasan dalam menyambut Sail Tomini 2015.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Telp. 021-3520350).
(W. Indrawan).
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa, pesona kawasan laut dan keragaman budayanya membuat Teluk yang terletak di antara segitiga terumbu karang ini menyimpan eksotika pariwisata yang menarik untuk dijelajahi. Karena itu, sektor wisata bahari merupakan bidang yang paling efisien dan tepat dalam penanaman investasi jika dibandingkan dengan bidang lainnya. Terkait pengembangan sektor wisata bahari, KKP telah mengedepankan pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat lokal dengan bersendikan kelestarian alam. KKP pun, telah menempuh strategi pengembangan industri wisata bahari dengan tidak meninggalkan pemberdayaan masyarakat lokal. Pasalnya, pariwisata yang dikembangkan harus melibatkan masyarakat sekitarnya dan menghargai kearifan lokal dalam menjaga ekosistem laut. Selain memberdayakan masyarakat lokal, KKP telah berkonsistensi dalam mengembangkan wisata bahari yang menghargai konservasi lingkungan. Tak salah jika dikatakan, optimalisasi potensi wisata bahari yang terdapat di Teluk Tomini dapat meniupkan ruh tersendiri bagi pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengedepankan pembangunan ekonomi yang mendayagunakan sumber daya kelautan (ocean based resource) dan fungsi laut secara bijaksana sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga mampu bersaing dalam kancah kompetisi global. Karena itu, dalam menghadapi pasar bebas masyarakat ASEAN 2015 dan bonus demografi penduduk 2025 mendatang, percepatan pembangunan pada sektor kelautan akan diarahkan kepada perikanan, wisata bahari, perhubungan laut, energi sumber daya mineral non migas, industri kelauatan dan jasa keuangan. "Bersandar pada hal itu, sektor kelautan dan perikanan khususnya di bidang jasa seperti pariwisata bahari, diprediksi dapat menyumbang devisa negara dalam jumlah yang cukup besar," ungkap Dedy.
Berkaca pada data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2013, sektor pariwisata meraih kunjungan lebih dari 8.8 juta wisman atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS. Sementara jika ditilik dari, sektor pariwisata bahari. Sektor ini telah menyumbang 30 persen dari kegiatan pariwisata nasional atau sebesar 3 juta miliar dollar. Jumlah ini belum dihitung dari kegiatan pendukung pariwisata bahari yang mungkin timbul seperti kerajinan tangan, industri kuliner, maupun jasa pendukung lainnya. Selain itu, bila mengacu pada laporan The World Travel & Tourism Council, sepanjang 2014 Indonesia berpeluang mendapat pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 14,2 persen dan wisatawan domestik 6,3 persen. Merujuk pada semua data itu, Dedy menyatakan optimismenya bahwa pariwisata khususnya wisata bahari akan memberi banyak manfaat ekonomi pada Indonesia.
Seiring dengan itu, sebagai upaya percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan khususnya sektor wisata bahari. Pemerintah telah menetapkan Palu menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemberlakuan KEK di Kota Palu pun telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2014. Ditetapkankannya Palu sebagai KEK sebagai upaya memancing stimulan para wisatawan yang berasal dari seluruh dunia untuk berkunjung ke Palu dan Teluk Tomini. Sehingga devisa dapat digenjot dari pemasukan sektor pariwisata serta properti. Untuk itu, pengelolaan sektor kelautan di Sulawesi Tengah dibagi menjadi tiga zona atau klaster yaitu Selat Makassar di sekitarnya, Teluk Tomini dan Teluk Tolo. Pembagian zona ini merupakan upaya dalam mengelola sumber daya alam laut dengan bersendikan Blue Economy.
Kegiatan pesta akbar ini pun dimeriahkan dengan berbagai acara bertema kekayaan wisata dan budaya. Semisalnya, aksi pentas seni tari kolosal, atraksi parade kapal nelayan, pameran berbagai potensi kelautan dan perikanan serta penyerahan hadiah lomba fotografi bawah laut yang melibatkan 40 peserta. Sementara, sebagai kegiatan pamungkas, Festival Teluk Tomini 2014, ditandai dengan acara penabuhan kakula dan pelepasan balon serta Koventi. Festival ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Peringatan Hari Nusantara dan juga sebagai pemanasan dalam menyambut Sail Tomini 2015.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Telp. 021-3520350).
(W. Indrawan).