Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Hasil kajian Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung menyatakan, jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2014 menurun dibandingkan survei sebelumnya pada September 2013.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung Bambang Widjonarko, di Bandarlampung, Rabu (2/7), menyatakan, penurunan jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2014 adalah sebesar 0,11 persen atau sebesar 1,8 juta orang.

Jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2014 mencapai 1,142 juta orang, sedangkan pada September 2013 mencapai 1,144 juta jiwa.

Meski demikian, lanjutnya, selama periode September 2013--Maret 2014, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sekitar 5,8 ribu orang, dari 224,81 ribu pada September 2013 menjadi 230,63 ribu pada Maret 2014.

Sebaliknya, di pedesaan pada periode yang sama, penduduk miskin berkurang 7,7 ribu orang, dari 919,95 ribu orang pada September 2013, katanya.

Bambang menjelaskan, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (meliputi sandang, perumahan, pendidikan, dan kesehatan), yang mencapai 75,94 persen.

Komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, dan tempe.

Pengukuran kemiskinan, menurut Bambang, BPS Lampung menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, dengan menggunakan metode menghitung garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan bukan makanan.

Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari, dengan paket yang diwakili oleh 52 jenis komoditas.

Ia menambahkan, sedangkan garis kemiskinan bukan makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan, dengan paket komoditi kebutuhan dasar sebanyak 36 jenis komoditas.

Pewarta : Agusta Hidayatullah
Editor : M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024