Waykanan, Lampung, (Antara Lampung) - Sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) di Kabupaten Waykanan Lampung memperingati 105 Tahun Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dengan membagikan jamu kuat kepada pihak berkompeten supaya memiliki kekuatan dan kesungguhan dalam membangun daerah dan bangsa.
"Kami menyerahkan jamu kuat tersebut kepada lembaga terkait seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif," ujar Koordinator Forkot Fadilatul Rahman Fikri.
Jamu kuat produksi "Harapan Rakyat Banget" tersebut diterima Wakil Ketua DPRD Kabupaten Waykanan, Edi Rusdianto dan dua anggotanya, yakni Dul Muit dan Edi Gunawan.
Adapun jamu kuat untuk yudikatif diterima Kepala Kejaksaan Negeri Blambangan Umpu, RM Ari Prio Agung.
"Kami berharap elemen masyarakat bahu membahu, seperti menyikapi kepastian hukum. Masyarakat juga harus aktif mengontrol kebijakan pemerintah yang menurut hemat kami telah salah kaprah," ujar Fadilatul pula.
Sistem ekonomi politik Indonesia, menurutnya, terjajah oleh liberalisme, dan negara tidak lagi berperan terkait persoalan yang mengemuka.
"Saran saya Presiden bisa bicara jika Indonesia tidak mampu lagi menanggung utang luar negeri. Presiden harus berbesar hati meminta hapus utang Indonesia," kata dia lagi.
Sejumlah organisasi kepemudaan dan profesi seperti GP Ansor, Banser, Forkot dan Kelompok Kerja Wartawan Waykanan (Pokjawan) memperingati 105 Tahun Harkitnas dengan menyerahkan jamu kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif setempat supaya memiliki kekuatan dan niat dalam membangun daerah dan bangsa.
"Perilaku telah mencerminkan kebangkitan nasional masih perlu ditingkatkan, roh pegawai negeri sipil (PNS) sebagai abdi perlu dibangkitkan," katanya.
Musuh bangsa Indonesia masih banyak, seperti narkoba, terorisme dan korupsi.
"Ini bentuk kritik, kita sama-sama mengatasi persoalan di daerah kita, ini teguran kami terima, tidak apa-apa, akan ada aksi dan tindaklanjutnya," ujar Wakil Ketua DPRD Waykanan Edi Rusdianto setelah menerima jamu kuat tersebut.
Ia mengajak pers bersama-sama mengontrol jalannya pembangunan daerah dan bangsa.
"Banyak kendala, saya terus terang baca koran hari ini yang menulis banyak pejabat Waykanan berkantor di Jakarta cukup kaget," kata Edi lagi.
Pihaknya akan menindaklanjuti hal itu, termasuk keluhan masyarakat yang kurang mendapat perhatian dan pelayanan secara maksimal.
"Kami menyerahkan jamu kuat tersebut kepada lembaga terkait seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif," ujar Koordinator Forkot Fadilatul Rahman Fikri.
Jamu kuat produksi "Harapan Rakyat Banget" tersebut diterima Wakil Ketua DPRD Kabupaten Waykanan, Edi Rusdianto dan dua anggotanya, yakni Dul Muit dan Edi Gunawan.
Adapun jamu kuat untuk yudikatif diterima Kepala Kejaksaan Negeri Blambangan Umpu, RM Ari Prio Agung.
"Kami berharap elemen masyarakat bahu membahu, seperti menyikapi kepastian hukum. Masyarakat juga harus aktif mengontrol kebijakan pemerintah yang menurut hemat kami telah salah kaprah," ujar Fadilatul pula.
Sistem ekonomi politik Indonesia, menurutnya, terjajah oleh liberalisme, dan negara tidak lagi berperan terkait persoalan yang mengemuka.
"Saran saya Presiden bisa bicara jika Indonesia tidak mampu lagi menanggung utang luar negeri. Presiden harus berbesar hati meminta hapus utang Indonesia," kata dia lagi.
Sejumlah organisasi kepemudaan dan profesi seperti GP Ansor, Banser, Forkot dan Kelompok Kerja Wartawan Waykanan (Pokjawan) memperingati 105 Tahun Harkitnas dengan menyerahkan jamu kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif setempat supaya memiliki kekuatan dan niat dalam membangun daerah dan bangsa.
"Perilaku telah mencerminkan kebangkitan nasional masih perlu ditingkatkan, roh pegawai negeri sipil (PNS) sebagai abdi perlu dibangkitkan," katanya.
Musuh bangsa Indonesia masih banyak, seperti narkoba, terorisme dan korupsi.
"Ini bentuk kritik, kita sama-sama mengatasi persoalan di daerah kita, ini teguran kami terima, tidak apa-apa, akan ada aksi dan tindaklanjutnya," ujar Wakil Ketua DPRD Waykanan Edi Rusdianto setelah menerima jamu kuat tersebut.
Ia mengajak pers bersama-sama mengontrol jalannya pembangunan daerah dan bangsa.
"Banyak kendala, saya terus terang baca koran hari ini yang menulis banyak pejabat Waykanan berkantor di Jakarta cukup kaget," kata Edi lagi.
Pihaknya akan menindaklanjuti hal itu, termasuk keluhan masyarakat yang kurang mendapat perhatian dan pelayanan secara maksimal.