London (ANTARA News) - Lifter Indonesia Jadi Setiadi berakhir di urutan kedua pada Grup B kelas 56kg putra, setelah menghasilkan total angkatan 277kg saat berkompetisi pada Olimpiade London di Excel London, Minggu.
Ia sebenarnya menghasilkan angkatan yang bagus pada "snatch" 127kg, namun angkatannya pada "clean and jerk" hanya menghasilkan 150kg.
"Secara pribadi saya kurang puas, hasilnya sangat jelek. Itu karena saya terlalu meremehkan. Terlalu yakin jadi hasilnya kurang bagus," ujar Jadi yang mengaku kecewa dengan hasil tersebut.
Jadi juga sempat mengalami kram pada kedua tangannya saat mengangkat beban. "Mungkin karena pengaruh menurunkan berat badan," kata Jadi yang harus menurunkan berat badannya sekitar empat kilogram, sebelum bertanding.
Sementara itu, manajer tim angkat besi Indonesia, Lukman menilai performa Jadi sudah cukup bagus karena menghasilkan angkatan snatch 127, unggul dua kilogram dari lifter Korea Utara Om Yun Chol yang menempati urutan pertama dengan total angkatan 293kg (125kg snatch dan 168kg clean and jerk).
"Pada clean and jerk dia sedikit kurang berjuang, juga terjadi kram pada tangannya di angkatan kedua," ucap Lukman.
Dengan hasil yang diperolehnya, kata Lukman, berat bagi Jadi untuk memperoleh medali pada kelasnya. "Dengan total angkatan 277kg, cukup berat bagi dia," tukasnya.
Menurutnya, dari enam lifter Indonesia yang bertanding di London, yang paling berpeluang meraih medali adalah Eko Yuli Irawan dan Triyatno yang masing-masing turun pada kelas 62kg dan 69kg.
Selain menempati urutan pertama, Om Yun Chol berhasil mencetak rekor baru Olimpiade untuk angkatan clean and jerk setelah membukukan angka 168kg.
Hasil angkatan Grup B tersebut akan diadu dengan hasil Grup A yang akan bertanding Minggu malam mulai pukul 19.00 waktu setempat (Senin 01.00 dini hari WIB) untuk menentukan peraih medali. (ANTARA).
Ia sebenarnya menghasilkan angkatan yang bagus pada "snatch" 127kg, namun angkatannya pada "clean and jerk" hanya menghasilkan 150kg.
"Secara pribadi saya kurang puas, hasilnya sangat jelek. Itu karena saya terlalu meremehkan. Terlalu yakin jadi hasilnya kurang bagus," ujar Jadi yang mengaku kecewa dengan hasil tersebut.
Jadi juga sempat mengalami kram pada kedua tangannya saat mengangkat beban. "Mungkin karena pengaruh menurunkan berat badan," kata Jadi yang harus menurunkan berat badannya sekitar empat kilogram, sebelum bertanding.
Sementara itu, manajer tim angkat besi Indonesia, Lukman menilai performa Jadi sudah cukup bagus karena menghasilkan angkatan snatch 127, unggul dua kilogram dari lifter Korea Utara Om Yun Chol yang menempati urutan pertama dengan total angkatan 293kg (125kg snatch dan 168kg clean and jerk).
"Pada clean and jerk dia sedikit kurang berjuang, juga terjadi kram pada tangannya di angkatan kedua," ucap Lukman.
Dengan hasil yang diperolehnya, kata Lukman, berat bagi Jadi untuk memperoleh medali pada kelasnya. "Dengan total angkatan 277kg, cukup berat bagi dia," tukasnya.
Menurutnya, dari enam lifter Indonesia yang bertanding di London, yang paling berpeluang meraih medali adalah Eko Yuli Irawan dan Triyatno yang masing-masing turun pada kelas 62kg dan 69kg.
Selain menempati urutan pertama, Om Yun Chol berhasil mencetak rekor baru Olimpiade untuk angkatan clean and jerk setelah membukukan angka 168kg.
Hasil angkatan Grup B tersebut akan diadu dengan hasil Grup A yang akan bertanding Minggu malam mulai pukul 19.00 waktu setempat (Senin 01.00 dini hari WIB) untuk menentukan peraih medali. (ANTARA).