Samosir, Sumut (ANTARA LAMPUNG) - Perlombaan Gondang Naposo di Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara ikut digelar untuk memeriahkan penyelenggaraan Horas Samosir Fiesta III Tahun 2011.
"Gondang Naposo (musik dan tarian kawula muda) merupakan ajang menggali dan mengangkat seni budaya dalam suatu konsep yang baik dan tepat," kata Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir, Theodora Sihotang, di Pangururan, Selasa.
Ia menjelaskan, kegiatan itu juga bermanfaat menggali dan mengangkat legenda, serta seni budaya setempat yang menjadi salah satu modal penting untuk promosi wisata di kawasan tersebut.
Sebab, katanya, even tersebut dapat mempromosikan pariwisata melalui pembinaan generasi muda.
Mereka, katanya, dapat mengembangkan wawasan dan melatih kecakapan berbagai unsur seni, sekaligus meningkatkan program pemasaran lewat tampilan lomba seni budaya.
Ia mengatakan, perlombaan tersebut diikuti peserta berasal dari Kecamatan Harian, Sianjur Mulamula, dan Sitiotio yang dikategorikan dalam wilayah III dirangkaikan dengan kegiatan Horas Samosir Fiesta III Tahun 2011.
Lomba tersebut diikuti sembilan grup dengan masing-masing personel sebanyak 26 orang, berasal dari kelompok Karang Taruna tiga kecamatan itu.
Ia mengatakan, dewan juri dipilih dari pelaku seni budaya di wilayah setempat yakni O. Naibaho, Marlina Simbolon, dan Zico Harianja.
Ia mengharapkan, melalui Gondang Naposo anak-anak remaja dan anggota Karang Taruna bisa semakin terampil dalam mengembangkan berbagai unsur seni budaya yang memiliki rasa cinta dan bangga terhadap kekayaan nilai seni budaya Batak.
Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, menyebutkan, sebagai orang Batak harus bangga terhadap warisan seni budaya.
Masyarakat, katanya, harus melestarikan dan mengembangkan tradisi seni budayanya.
"Suku Batak memiliki unsur seni budaya, aksara, bahasa, dan tatanan hukum adat sehingga layak disebut sebagai 'Bangso Batak'," katanya.
Ia mengatakan, Horas Samosir Fiesta sangat mendukung pencapaian visi Kabupaten Samosir sebagai daerah tujuan wisata lingkungan yang inovatif pada 2015 melalui merevitalisasi seni budaya Batak.
Pada masa mendatang, katanya, Samosir dapat menjadi acuan seni budaya Batak.
Ia mengatakan, zaman dulu, Gondang Naposo identik dengan sarana komunikasi, media mencari jodoh pemuda dengan pemudi Batak.
Saat ini, katanya, di samping sebagai ajang komunikasi, keberadaan Gondang Naposo juga ajang pelestarian dan menggali seni budaya Batak untuk diteruskan kepada generasi muda.
Kegiatan tersebut dibagi dalam tiga wilayah dengan maksud agar dapat dinikmati seluruh masyarakat secara menarik.
"Kita juga menyadari bahwa seni budaya 'tari tortor' bukanlah hanya sebagai warisan budaya, tapi sudah menjadi salah satu aktivitas bagi masyarakat Batak yang tidak terlepas dari kegiatan adat dalam kehidupan sehari-hari," kata Mangindar.
"Gondang Naposo (musik dan tarian kawula muda) merupakan ajang menggali dan mengangkat seni budaya dalam suatu konsep yang baik dan tepat," kata Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir, Theodora Sihotang, di Pangururan, Selasa.
Ia menjelaskan, kegiatan itu juga bermanfaat menggali dan mengangkat legenda, serta seni budaya setempat yang menjadi salah satu modal penting untuk promosi wisata di kawasan tersebut.
Sebab, katanya, even tersebut dapat mempromosikan pariwisata melalui pembinaan generasi muda.
Mereka, katanya, dapat mengembangkan wawasan dan melatih kecakapan berbagai unsur seni, sekaligus meningkatkan program pemasaran lewat tampilan lomba seni budaya.
Ia mengatakan, perlombaan tersebut diikuti peserta berasal dari Kecamatan Harian, Sianjur Mulamula, dan Sitiotio yang dikategorikan dalam wilayah III dirangkaikan dengan kegiatan Horas Samosir Fiesta III Tahun 2011.
Lomba tersebut diikuti sembilan grup dengan masing-masing personel sebanyak 26 orang, berasal dari kelompok Karang Taruna tiga kecamatan itu.
Ia mengatakan, dewan juri dipilih dari pelaku seni budaya di wilayah setempat yakni O. Naibaho, Marlina Simbolon, dan Zico Harianja.
Ia mengharapkan, melalui Gondang Naposo anak-anak remaja dan anggota Karang Taruna bisa semakin terampil dalam mengembangkan berbagai unsur seni budaya yang memiliki rasa cinta dan bangga terhadap kekayaan nilai seni budaya Batak.
Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, menyebutkan, sebagai orang Batak harus bangga terhadap warisan seni budaya.
Masyarakat, katanya, harus melestarikan dan mengembangkan tradisi seni budayanya.
"Suku Batak memiliki unsur seni budaya, aksara, bahasa, dan tatanan hukum adat sehingga layak disebut sebagai 'Bangso Batak'," katanya.
Ia mengatakan, Horas Samosir Fiesta sangat mendukung pencapaian visi Kabupaten Samosir sebagai daerah tujuan wisata lingkungan yang inovatif pada 2015 melalui merevitalisasi seni budaya Batak.
Pada masa mendatang, katanya, Samosir dapat menjadi acuan seni budaya Batak.
Ia mengatakan, zaman dulu, Gondang Naposo identik dengan sarana komunikasi, media mencari jodoh pemuda dengan pemudi Batak.
Saat ini, katanya, di samping sebagai ajang komunikasi, keberadaan Gondang Naposo juga ajang pelestarian dan menggali seni budaya Batak untuk diteruskan kepada generasi muda.
Kegiatan tersebut dibagi dalam tiga wilayah dengan maksud agar dapat dinikmati seluruh masyarakat secara menarik.
"Kita juga menyadari bahwa seni budaya 'tari tortor' bukanlah hanya sebagai warisan budaya, tapi sudah menjadi salah satu aktivitas bagi masyarakat Batak yang tidak terlepas dari kegiatan adat dalam kehidupan sehari-hari," kata Mangindar.