Kabul (ANTARA) - Taliban pada Selasa mengecam pemilihan presiden Afganistan pada September mendatang sebagai rekayasa, dengan mengatakan anggotanya akan melakukan apa pun untuk memboikot pemilihan tersebut.

Taliban juga mendesak warga agar menjauh dari aksi protes yang mungkin dapat menjadi sasaran serangan.

Alih-alih pemilihan 28 September, Taliban mengatakan, perhatian seharusnya dipusatkan pada perundingan kesepakatan dengan Amerika Serikat.

Kesepakatan itu diharapkan akan memuat komitmen AS untuk menarik pasukannya --dengan imbalan janji Taliban bahwa Afghanistan tidak akan dimanfaatkan untuk merencanakan serangan teroris.
 
"Proses pemilihan ini tidak lebih dari sebuah muslihat untuk menipu rakyat jelata ... demi memuaskan ego segelintir politikus yang berpura-pura," kata Taliban dalam satu pernyataan.

Presiden Ashraf Ghani diperkirakan banyak kalangan bakal memenangi masa jabatan kedua. Ghani menegaskan pemilihan harus berjalan sesuai rencana.

Taliban menyerukan boikot. Pihaknya juga akan mengerahkan segala kemampuan untuk menghadang pemilihan presiden.

Sumber: Reuters

Baca juga: Babak baru pembicaraan AS dan Taliban di Doha naikkan harapan

Baca juga: PBB sebut 3.812 warga sipil Afghanistan tewas pada pertengahan 2019

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019