Untuk ekspor, karena berkaitan dengan kondisi global, kinerja ekspor kita masih jauh dari harapan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan ekspor dan investasi masih perlu digenjot untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih berkualitas.

"Posisi dari konsumsi rumah tangga maupun belanja pemerintah itu porsinya masih sangat tinggi di kuartal kedua 2019," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

Ia menegaskan yang masih perlu ditingkatkan adalah porsi dari investasi dan ekspor.

"Untuk ekspor, karena berkaitan dengan kondisi global, kinerja ekspor kita masih jauh dari harapan," katanya.

Sementara dari sisi investasi, ia berharap setelah adanya siklus politik (pemilu) pada kuartal kedua maka pads kuartal III 2019, akan mulai meningkat.

"Beberapa indikator sebenarnya menunjukkan investasi akan peak up seperti kemarin PMA kita pada kuartal II sudah tumbuh 9 persen," katanya.

Sementara dari sisi sektor keuangan, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu masih mengecek baik pertumbuhan kredit maupun belanja modal berbagai perusahaan.

"Sebetulnya mereka cukup positif, mereka akan terekam di kuartal III dan IV," katanya.

Ia menyebutkan dari laporan BPS, dua sektor yang kuat pertumbuhannya adalah konsumsi rumah tangga yang mencapai 5,17 persen dan setelah itu belanja pemerintah.

"Itu konsisten dengan belanja APBN kita. Di semester kedua, kami harapkan indikator investasi dan ekspor yang akan peak up," katanya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2019 mencapai 5,05 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau lebih rendah dibanding kuartal II 2018 yang sebesar 5,27 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga: Darmin sebut perlemahan ekspor dan impor picu ekonomi melambat

Baca juga: Ekspor dan investasi melambat, pertumbuhan ekonomi hanya 5,05 persen


 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019