Banda Aceh (ANTARA) - Seratusan warga Gampong Cot Lamkeuweuh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, menggelar aksi membuka meteran air secara massal karena distribusi air bersih ke rumah mereka macet sejak bertahun lamanya.

Aksi yang berlangsung di pintu gerbang utama Gampong Cot Lamkeuweuh, Banda Aceh, Minggu, ditandai dengan pengumpulan meteran air. Kemudian, alat ukur tersebut mereka tumpukan dan sebagian digantung di pintu gerbang.

Selain pengumpulan massal meteran air, warga juga menggelar unjuk rasa di tempat itu. Mereka mengusung sejumlah poster dan spanduk bertuliskan berbagai keluhan mereka terkait macetnya air bersih.

Di antaranya spanduk bertuliskan "Pak Wali Kota, kami tidak minum dan mandi dengan janji". Selamat ulang tahun Pak Wali Kota, semoga PDAM makin gemilang".

Hendra Saputra, perwakilan warga, mengatakan, aksi ini sebagai bentuk keprihatinan warga karena distribusi air bersih dari PDAM Tirta Daroy macet sejak beberapa tahun belakangan.

"Padahal di beberapa gampong sekitar, distribusi air bersih tidak bermasalah. Mereka lancar-lancar saja. Kalau kami, untuk mendapatkan air bersih, terkadang terpaksa begadang. Selain bayar air, kami juga bayar listrik untuk pompa air. Kalau tidak pakai pompa jangan harap dapat air," kata Hendra.

Warga, sebut Hendra Saputra, sudah melaporkan persoalan ini kepada PDAM, baik secara langsung maupun layanan pengaduan. Walau pihak perusahaan daerah itu merespons, namun hingga kini air tetap tidak mengalir.

Bahkan, Keuchik (kepala desa) Cot Lamkeuweuh sudah pernah menyampaikan persoalan tersebut kepada Wali Kota Banda Aceh. Wali Kota berjanji akan menyelesaikannya.

"Janji tersebut tinggal janji karena air bersih tetap tidak kunjung mengalir ke kampung kami. Karena itu, kami menggelar aksi ini sebagai bentuk protes kami sebagai warga kota. Sampai kapan kami harus begini, sedangkan warga kota lainnya mendapat layanan air bersih dengan lancar," kata dia.

Keuchik Cot Lamkeuweuh Afrizal mengatakan macetnya distribusi air bersih terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Air tidak lagi mengalir sejak adanya hotel di desa tetangga, Gampong Blang Oi.

"Masalah air bersih ini sudah berulang kali kami sampaikan, namun hingga kini tidak ada penyelesaian. Sementara, warga di gampong lain di sekitar kami, air bersih yang mereka terima lancar sekali," kata Afrizal.*

Baca juga: ACT salurkan 8.000 liter air bersih atasi kekeringan di Aceh Tamiang

Baca juga: Kadin Aceh tawarkan Iran investasi perikanan, sawit, dan air bersih

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019