Mataram (ANTARA) - Pendiri Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Prof H Muhammad Din Syamsuddin, mengapresiasi semua pihak yang telah memberikan dukungan terhadap pembangunan pesantrennya, salah satunya Aksi Cepat Tanggap (ACT).

"Terima kasih juga kepada lembaga filantropi Islam yang sudah banyak memberikan dukungan, yakni ACT yang telah memberikan bantuan berupa tangga penghubung yang kami sebut Humanity Step. Insyaallah, jika kamu membantu agama Allah, maka Allah akan membantu kamu semua" kata Din Syamsuddin, melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Minggu.

Apresiasi tersebut disampaikan Din Syamsuddin, ketika menerima kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, dan sejumlah lembaga, termasuk ACT. Kunjungan tersebut dalam rangka meresmikan dan meletakkan batu pertama pembangunan sejumlah fasilitas baru PMI Dea Malela, di Desa Pamangong, Kecamatan Lenangguar, Kabupaten Sumbawa, Sabtu (3/8/2019).

Setelah tiga tahun memulai mimpi mendirikan sebuah pesantren berbasis Internasional, Din Syamsudin sebagai pendiri PMI Dea Malela bersyukur telah memiliki sebanyak 320 santri. Seluruhnya merupakan santri setara sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah akhir (SMA).

Ia mengungkapkan, sebanyak 50 santri dari total keseluruhan berasal dari mancanegara seperti Timor Leste, Malaysia, Kamboja, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Rusia.

Data tersebut menjadi pencapaian tersendiri baginya dan bercita-cita menjadikan Pesantren Dea Malela sebagai lembaga pendidikan berkeunggulan di tingkat global.

"Kami ingin melakukan secara nyata, menerapkan ilmu ke-Islaman dan ilmu pengetahuan. Juga meneguhkan nilai dan prinsip yang kami coba integrasikan, sehingga PMI Dea Malela dapat melahirkan sumber daya insani beriman yang mandiri, kreatif, inovatif, dan kompetitif," ucap Din Syamsudin yang pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dua periode (2005-2010 dan 2010-2015).

Sementara itu, Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan menjelaskan, pihaknya memberikan bantuan pertama berupa beasiswa untuk 43 santri mancanegara.

"Sudah beberapa bulan, ACT telah memberikan beasiswa untuk menunjang biaya operasional 43 santri mancanegara. Kami mengetahui, PMI Dea Malela menerima anak mancanegara sebagai santrinya, terutama anak yang berasal dari kalangan prasejahtera," katanya.

Sementara bantuan yang baru diresmikan pada acara silaturahmi bersama Wapres Jusuf Kalla adalah Humanity step, sebuah fasilitas berupa tangga penghubung.

"Kini, Humanity step masih dalam proses pengerjaan. Insya Allah dalam waktu dekat akan rampung, sehingga dapat secara maksimal segera digunakan oleh para santri," ujar Lukman

Dalam waktu dekat ACT bersama Global Wakaf pun telah merencanakan akan membangun satu fasilitas baru, yakni ritel wakaf.

Fasilitas tersebut diyakini dapat memenuhi kebutuhan pangan sekaligus memberikan manfaat berkepanjangan. Hal tersebut disampaikan oleh Syahru Aryansyah selaku Direktur Global Wakaf.

"Manfaat berkepanjangan itu berasal dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan barang di Ritel Wakaf. Sebagian keuntungan nantinya untuk dijadikan modal kembali untuk produk-produk wakaf. Sebagian lagi untuk diberikan kepada para santri berupa beasiswa. Kami akan segera melakukan penataan untuk pembangunannya. Insyaallah, mohon doa dan dukungannya dari para sahabat," kata Syahru.*

Baca juga: JK: Indonesia jadi contoh toleransi keagamaan bagi dunia

Baca juga: Wapres JK tinjau Pesantren Modern Internasional Dea Malela Sumbawa

Pewarta: Awaludin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019