Saya belum tahu perannya Tesla karena konsorsium mereka yang mengatur
Jakarta (ANTARA) - Pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, ikut dalam pembangunan pabrik bahan baku baterai lithium di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.

"Yang di Morowali itu yang masuk CATL (Contemporary Amperex Technologyy), kemudian dia dengan LG, itu yang paling main. Tesla juga gabung dengan situ, tapi berapa banyak saya tidak tahu," kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di lingkungan Istana Kepresidnenan Jakarta, Selasa.

Sebelumnya Luhut mengatakan bahwa kunjungan kerjanya ke China pada awal Juli 2019 membuahkan komitmen investasi baterai lithium di Morowali dengan nilai investasi sebesar 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp55,7 triliun.

"Saya belum tahu perannya Tesla karena konsorsium mereka yang mengatur," ungkap Luhut.

Luhut menyatakan bahwa peletakan batu pertama pabrik baterai lihtiun tersebut sudah dilakukan di Morowali dengan penanaman modal asing yang sudah masuk sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp13,9 triliun.

"Pasti akan masuklah ramai-ramai karena teknologi CATL ini kan sekarang paling maju, karena mereka sudah, apa istilahnya, level 8 apa begitu, yang lain baru mau masuk mereka sudah sampai karena penelitian mereka," tambah Luhut.

Pabrik sejenis, menurut Luhut, sedang dinegosiasikan untuk bisa dibangun di daerah Karawang dan Bekasi.

"Tapi kita lagi runding bisa tidak bikin industri lithium baterainya itu di daerah Karawang, Bekasi, Purwakarta. Karena tadi mobilnya Hyundai akan kita buat di daerah Karawang, Bekasi, Purwakarta, supaya lebih cepat. Pikiran praktis saja tapi kita coba nanti kalau mereka mau," jelas Luhut.

Target pabrik di Morowali tersebut dapat selesai dalam 3 tahun.

"Mungkin (selesai) tiga tahun ke depan lah ya. Baterai saya kira 3 tahun ke depan sudah jadi tuh, mungkin lebih cepat. Menurut saya harus terbesar karena kita semuanya dan biaya kita lebih murah karena ujung-ujungnya pada biaya," tambah Luhut.

Luhut pun meminta agar sentimen negatif di Morowali dihilangkan karena konsorsium investor pendiiri pabrik baterai lithium di Morowali adalah LG, CATL, Volkswagen, Tesla hingga Mercedes

"Jadi jangan dikira sekarang Morowali itu china-china saja. Tidak ada urusan China itu sekarang, urusan sudah konsorsium. Kalau pikiran saya, saya akan dorong mereka seperti Grab. Grab sudah saya bilang kalian harus pindah markas ke Indonesia," ungkap Luhut.

Terkait penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Kendaraan Bermotor Listrik, Luhut juga mengaku bahwa Perpres tersebut akan segera ditandatangani Presiden Joko Widodo.

"Tadi sudah selesai Perpresnya mungkin hari-hari ke depan ini Presiden tanda tangan, dari kami sudah selesai paraf, Bu Sri Mulyani juga sudah, kemarin saya teleponan dengan bu Sri Mulyani (dia) mengatakan 'saya sudah paraf Pak Luhut, sudah selesai kantor Presiden," jelas Luhut.

Dalam perpres tersebut, pelaku industri mobil listrik bisa mendapatkan beberapa insentif seperti penghapusan atau pengurangan sebagian dari Pajak Penghasilan (PPh), atau disebut tax holiday dan fasilitas pengurangan Penghasilan Kena Pajak (PKP). Bahkan, pemerintah juga bisa membebaskan bea masuk terkait kebutuhan yang diperlukan industri otomotif.

Baca juga: Menristekdikti: Baterai masih jadi masalah di Indonesia
Baca juga: Untuk mobil listrik, investor baterai asal China-Perancis bersiap "groundbreaking"
Baca juga: LIPI kembangkan baterai lithium "fast charging"

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019