Saya katakan pembangunan di Papua harus tetap berjalan. Ini biasa insiden kecil dan tidak akan mengganggu semuanya. Ini pengaruhnya sangat kecil sekali."
Wamena (ANTARA) - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring memastikan pembangunan jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga tidak berhenti pascapenembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan menewaskan Pratu Anumerta Usman Helembo Sabtu, (20/7).

Usai memimpin upacara pemakaman yang dilakukan secara militer di Taman Makam Pahlawan Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Senin, Pangdam mengatakan insiden itu tidak menghambat pembangunan.

Baca juga: Cerita sang ayah mengenai Bharada Aldy, korban KKB

Baca juga: Tiga polisi korban penembakan KKB Papua naik pangkat luar biasa

Baca juga: Danrem: Setiap hari KKB tembak pos TNI-Polri

Baca juga: Tekad Indonesia bangun Papua kendati nyawa jadi taruhan


"Saya katakan pembangunan di Papua harus tetap berjalan. Ini biasa insiden kecil dan tidak akan mengganggu semuanya. Ini pengaruhnya sangat kecil sekali," katanya.

Pangdam menyebut Usman Helembo sebagai prajurit pahlawan pembangunan sebab gugur saat melaksanakan tugas negara.

"Terkati pengejaran terhadap pelaku, teknik, taktiknya dan strategi tidak perlu kita sampaikan," katanya.

Pangdam mengajak kelompok berseberangan pandangan yang mengganggu pembangunan di Papua untuk kembali bersatu menciptakan Papua yang aman.

"Pertumpahan darah itu tidak baik. Ini (penembakan) semua adalah perbuatan yang akan ditanggungnya kelak di kemudian hari," katanya.

Dandim 1702/Jayawijaya Lekol Inf Candra Dianto mengharapkan gugurnya Usman tidak menyurutkan semangat prajurit untuk terus membangun Papua.

"Segala yang diperbuat oleh Usman selama ini yang menjadi pahlawan pembangunan bisa diteruskan oleh yang lainnya, yaitu membangun wilayah-wilayah di pegunungan tengah," katanya.

Candra mengatakan kelompok penentang NKRI di Nduga tidak pandang bulu dalam melakukan penembakan.

"Putra daerah dari Yahukimo ini pun tidak luput dari incaran mereka dan kami mengecam keras mereka yang menentang dan mengganggu," katanya.

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019