Palembang (ANTARA) - Istri Gubernur Sumatera Selatan yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Feby Deru merasa prihatin karena salah seorang siswa SMA Taruna Nusantara, Wiko diduga menjadi korban kegiatan Masa Orientasi Sekolah, yang saat ini dirawat di rumah Sakit Charitas Palembang.

Pihaknya pada Rabu telah melihat langsung terduga korban MOS tersebut dan dirinya merasa prihatin, kata Ketua TP PKK Sumsel itu usai membesuk korban di RS Charitas Palembang, Kamis.

Baca juga: KPAI: SMA Taruna Indonesia perlu dievaluasi

Baca juga: Kondisi siswa SMA Taruna Palembang korban kekerasan MOS masih kritis

Baca juga: Siswa SMA Taruna Palembang meninggal dunia saat MOS


"Sedih sekali ya melihatnya. Sampai gak bisa ngomong lagi saya. Sebagai seorang ibu saya mengerti betul apa yang dirasakan ibu korban dan keluarganya saat ini. Mohon doanya agar Wiko lekas sembuh," ujar Feby pelan.

Kejadian serupa diharapkan tidak terulang lagi. Ia pun meminta Dinas terkait segera mengusut tuntas kasus ini karena anak-anak yang menjadi korban ini adalah aset dan generasi bangsa.

"MOS inikan harusnya pengenalan atau lebih pada kedisplinan siswa saja. Saya minta betul ke depan Dinas terkait memperhatikan kegiatan-kegiatan siswa di sekolah. Kalau bisa jangan ada kekerasan lagi seperti ini di sekolah karena ini akan jadi dendam berkepanjangan," kata dia.

Ketua TP PKK itu juga minta kepada Dinas Pendidikan untuk menangani soal pendanaan selama korban dirawat di RS.

Dalam kunjungan tersebut istri Gubernur yang didampingi Wakil Ketua TP PKK Sumsel Hj Fauziah Mawardi Yahya, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumsel Hj Renny Nasrun dan perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak ( PPA) juga memberikan bantuan uang untuk perawatan korban tersebut.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo mengatakan, pihaknya akan secepatnya melakukan evaluasi terhadap Sekolah Taruna Palembang tersebut. Dia bahkan memastikan tak segan menyetop izin operasional sekolah tersebut jika nanti terbukti melakukan pelanggaran yang dilakukan secara terstruktur.

"Mestinya secara reguler pihak sekolah memberi tahu kami jika ada kegiatan. Dan semestinya MOS itu hanya pengenalan jadi tidak boleh ada kontak fisik. Apalagi kegiatan yang dilakukan di luar pagar sekolah harusnya ada laporan ke kami biar bisa kami monitor" jelasnya.

Sebelumnya diberitakan seorang siswa meninggal dunia saat mengikuti MOS di SMA Taruna Nusantara Indonesia Palembang, berinisial Delwyn (14). Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Myria Palembang, Sabtu pukul 04.00.Namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia, Sabtu pagi.

Kemudian salah seorang siswa lainnya Wiko juga diduga turut menjadi korban kekerasan oknum staf sekolah tersebut karena dibawa ke rumah sakit saat menjalani masa orientasi SMA Taruna Indonesia Palembang. Saat ini Wiko masih terbaring kritis di RS Charitas.

Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019