Pontianak (ANTARA) - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat  terus menggenjot produksi cabai dan bawang dilakukan melalui demplot maupun pengembangan di lahan pekarangan.

“Tahun ini sekitar 300 hektare pengembaangan lahan cabai melalui program pemerintah, dan tentu banyak juga penanaman yang dilakukan secara mandiri,” ujar Kadistan TPH Kalbar, Heronimus Hero saat mengikuti Rakor TPID se- Kalimantan di Pontianak, Selasa,

Dia menilai bahwa dari sisi ekonominya cabai dan bawang masih sangat bagus permintaan pasar. Dari sisi produksi sendiri cabai lokal masih mampu mencukupi kebutuhan dalam daerah.

Namun diakuinya, tidak semua produksi cabai lokal didistribusikan secara lokal pula. Sejumlah pengusaha cabai, terutama yang di perbatasan, menjual hasil panenya justru ke luar negeri.

“Di Sanggau, ada di salah satu desa produksinya sekali panen sekitar empat ton, tetapi di jual ke pasar perdagangan antar negara. Otomatis konsumsi lokal berpengaruh dari sisi suplai,” kata dia.
Baca juga: Balitbangtan rekomendasikan sentra produksi bawang dan cabai

Sementara kata Heronimus Hero, untuk komoditas bawang, pihaknya berupaya membuat inovasi penjualan melalui skema pelelangan, dengan tujuan untuk memutus rantai perdagangan. Hal ini dilakukan agar produsen dan konsumen mendapatkan harga yang pantas.

”Kalau tidak menggunakan model lelang, biasanya penampung mengambil keuntungan yang lebih tinggi,” kata dia.

Selain itu, upaya yang dilakukan melalui sistem lelang bawang tersebut, menurutnya juga dilakukan dalam rangka mengendalikan inflasi yang ditimbulkan dari komoditas tersebut. Upaya ini, kata dia, sudah dilakukan di salah satu Gapoktan yang ada di Kubu Raya.

Dia memandang, kenaikan harga sejumlah komoditas hortikultura lantaran suplai nya yang terbatas sebagai dampak dari musim kering, sehingga mengakibatkan panen yang berkurang. Harga komoditas-komoditas tersebut, menurut dia, cukup fluktuatif. Sehingga perubahan harganya cukup cepat.

“Terkadang kenaikan harga berlangsung satu minggu, kemudian turun lagi. Kita berharap kenaikannya tidak lama,” katanya.
Baca juga: Ekspor pertanian Kalbar melalui Entikong capai Rp5 miliar
Baca juga: Mentan katakan Kalbar berpotensi menjadi sentra bawang merah


Pewarta: Dedi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019