Jakarta (ANTARA) - Dosen pendidikan luar biasa dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Asep Supena mengatakan perlu adanya penguatan komitmen untuk menciptakan pendidikan yang inklusuf di perguruan tinggi.

"Perlu adanya penguatan komitmen, regulasi,
dan kebijakan serta sosialisasi untuk membangun pemahaman dasar dan kepedulian terhadap mahasiswa disabilitas," ujar Asep dalam seminar di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan di kampusnya ada peristiwa mahasiswa disabilitas yang berkelahi dengan mahasiswa lainnya. Setelah diselidiki ternyata mahasiswa itu tidak mengetahui bahwa mahasiswa yang diajaknya berkelahi itu merupakan mahasiswa disabilitas. "Oleh karena itu, perlu diberikan pemahaman kepada mahasiswa lainnya."

Selain itu juga, pembinaan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan, penataan sarana dan prasarana, pembentukan unit layanan disabilitas, serta program-program afirmasi.

Ia pun menekankan pentingnya sebuah panduan di masing-masing instansi pendidikan tinggi yang
merupakan turunan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kami berharap dengan seminar ini dapat meningkatkan pemahaman orang tua tentang disabilitas secara
umum, serta pemahaman mengenai pengalaman belajar dari perspektif difabel yang sukses belajar
di perguruan tinggi. Sehingga orang tua memberikan dukungan penuh bagi mahasiswa difabel."

Selain itu, dosen di perguruan tinggi diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan sensitivitasnya sehingga meningkatkan kualitas pemberian layanan pembelajaran terhadap mahasiswa disabilitas. Sehingga, program Kemenristekdikti dalam pendidikan inklusif atau pendidikan khusus di perguruan tinggi dapat berjalan dengan baik.

Kemenristekdikti mulai tahun ini menyediakan 1.000 beasiswa bagi penyandang disabilitas untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Beasiswa itu diberikan bagi mahasiswa disabilitas yang lolos seleksi masuk PTN.*


Baca juga: Kemenristekdikti sediakan 1.000 beasiswa untuk disabilitas ke PTN

Baca juga: Diskriminasi kerja masih dialami penyandang disabilitas

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019