Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Belasan petani dibantu aparat TNI, Selasa melakukan operasi "gropyokan" hama tikus di areal pertanian Kelurahan Kutoanyar, Tulungagung, Jawa Timur yang mulai mengalami kerusakan tanaman padi akibat serangan kawanan binatang mengerat tersebut.

Aksi gorong-gorong yang dimulai pukul 07.00 WIB itu berhasil menangkap puluhan ekor tikus yang bersembunyi di liang-liang dalam tanah di sekitar saluran irigasi sawah setempat.

"Langkah pencegahan dengan cara gropyokan ini efektif jika dilakukan secara berkelanjutan," kata petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) UPT Dinas Pertanian Jatim di Tulungagung Suhartoyo dikonfirmasi usai aksi gropyokan.

Pada awal kegiatan, para petani yang dibantu sejumlah personel TNI ini sempat kesulitan menemukan hama tikus yang diburunya.

Upaya mereka mengocori liang-liang yang dicurigai sarang tikus, berikut teknik perangkap menggunakan jaring nyatanya tidak banyak membuahkan hasil.

"Populasinya (hama tikus) memang sudah jauh menurun karena diracun oleh petani sini," kata Suhartoyo.
Petani dan aanggota TNI melakukan kegiatan gropyokan tikus di areal persawahan Kelurahan Kutoanyar, Tulungagung, Selasa (2/7) (Destyan Handri Sujarwoko)

Kendati belum masuk ambang batas maksimal, Suhartoyo mengatakan serangan hama tikus sudah mulai meresahkan petani setempat.

Hal itu dikarenakan tikus yang terus berkembang biak sepanjang waktu mulai menyerang tanaman padi petani dan berusia beberapa pekan hingga padi dewasa.

Akibatnya, tanaman padi petani rusak.

"Kerusakan yang ditimbulkan akibat hama tikus memang belum mencapai ambang batas yang ditentukan (30 persen kerusakan dari total luas lahan). Namun jika dibiarkan hama tikus ini suatu saat bisa menjadi ledakan," katanya.

Di wilayah Kecamatan Tulungagung dan Sumbergempol yang menjadi area tugas Suhartoyo, luas lahan pertanian total sekitar 240 hektare.

Dari luasan itu, area yang dilaporkan mengalami serangan hama tikus masih di bawah 20 persen.

"Pola tanam yang tidak serempak ikut menjadi penyebab populasi hama tikus di daerah ini cukup tinggi," ujarnya. (*)
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019