Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat nilai impor pada Mei 2019 sebesar 0,3 juta dolar AS, atau turun 99,55 persen dibanding Mei 2018, karena terjadi kekosongan impor migas ke provinsi penghasil bijih timah itu.

"Impor pada Mei tahun ini hanya berasal dari nonmigas, sementara migas kosong," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan impor Mei tahun ini jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sekitar 48,68 persen. Dengan demikian, jumlah nilai impor selama Januari hingga Mei 2019 mencapai 4,8 juta dolar AS.

"Selama Januari hingga Mei 2019 peran nonmigas mendominasi 79,35 persen, dan dalam periode tersebut impor nonmigas mengalami penurunan sebesar 42,72 persen dibanding periode yang sama tahun sebelummya," ujarnya.

Menurut dia, impor nonmigas Januari-Mei tahun ini didominasi oleh mesin mesin atau pesawat mekanik yang mencapai 77,97 persen (2,98 juta dolar AS).

Selanjutnya, impor mesin peralatan listrik sebesar 509 ribu dolar AS (13,32 persen), produk keramik 188 ribu dolar AS dan menempati urutan ketiga dengan peran sebesar 4,93 persen.

"Peran tertinggi impor adalah plastik dan barang dari plastik sebesar 2,21 persen dan tembaga 0,39 persen. Peran lima golongan barang tersebut terhadap impor nonmigas Kepulauan Bangka Belitung sebesar 98,81 persen," katanya.

Ia menambahkan Malaysia menduduki peringkat pertama dalam peran impor. Selama Januari-Mei 2019, nilai impor dari Malaysia sebesar 2,29 juta dolar AS atau berperan 47,55 persen.

China berada pada peringkat kedua dalam peran impor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Nilai impor dari Chinapada Mei 2019 hanya 153 ribu dolar AS sehingga peran Januari-Mei 2019 menjadi 29,41 persen.

 

Pewarta: Aprionis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019