New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street menetap sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pelaku pasar mencerna sejumlah data ekonomi baru yang beragam.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 34,04 poin atau 0,13 persen menjadi berakhir di 26.719,13 poin. Indeks S&P 500 berkurang 3,72 poin atau 0,13 persen, menjadi ditutup di 2.950,46 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir 19,63 poin atau 0,24 persen lebih rendah, menjadi 8.031,71 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan sektor real estat turun 1,1 persen, memimpin kerugian.

Namun saham CarMax naik hampir 3,2 persen, setelah pengecer mobil bekas AS itu melaporkan laba kuartal pertama yang melebihi perkiraan pasar. Penjualan dealer-dealer yang sebanding juga naik 9,5 persen secara tahun ke tahun.

Di sisi ekonomi, penjualan existing-home (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) di AS rebound 2,5 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 5,34 juta unit pada Mei dari bulan sebelumnya, Asosiasi Agen Penjual Nasional (National Association of Realtors) mengatakan Jumat (21/6/2019).

Pertumbuhan terjadi ketika masing-masing dari empat wilayah utama AS naik dalam penjualan, dengan Timur Laut mencatat lonjakan terbesar bulan lalu.

Indeks Pembelian Manajer (PMI) sektor manufaktur AS dari IHS Markit Flash yang disesuaikan secara musiman tercatat 50,1 pada Juni, turun dari 50,5 pada Mei, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh penyedia informasi Inggris IHS Markit pada Jumat (21/6/2019).

Angka PMI manufaktur tersebut adalah yang terendah sejak September 2009 dan hanya sebagian kecil di atas ambang batas netral 50,0.

Sementara itu, Indeks Aktivitas Bisnis PMI sektor jasa-jasa AS dari IHS Markit Flash yang disesuaikan secara musiman adalah 50,7 pada Juni, turun dari 50,9 pada Mei, menandai pertumbuhan output jasa-jasa paling lambat sejak kenaikan saat ini dimulai pada Maret 2016, kata laporan itu.

Angka tersebut menandai ekspansi aktivitas bisnis terlemah selama lebih dari tiga tahun, karena pertumbuhan output sektor swasta negara itu telah menurun sejak Februari, karena "kondisi ekonomi domestik yang kurang menguntungkan" dan "kecenderungan untuk penghindaran risiko yang lebih besar." Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Harga emas tembus di atas 1.400 dolar untuk pertama kalinya sejak 2013

Baca juga: Dolar melemah tertekan data suram ekonomi AS

Baca juga: Harga minyak naik dipicu peningkatan ketegangan AS-Iran



 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019