...perpustakaan jangan hanya menjadi gudang buku. Buku yang menjadi koleksi harus beredar di masyarakat...
Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya meningkatkan akses masyarakat ke perpustakaan dengan cara membuka perpustakaan baru atau menghidupkan kembali taman bacaan masyarakat yang sudah ada di kampung.

"Perpustakaan memiliki nilai penting terhadap kehidupan bangsa, yaitu menjadi duta revolusi mental untuk membangun sumber daya manusia yang cerdas. Oleh karena itu, agar akses masyarakat terhadap perpustakaan semakin mudah, maka dibutuhkan perpustakaan kampung," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat pembukaan ajang Peningkatan Kualitas Pembudayaan Kegemaran Membaca di Yogyakarta, Selasa.

Ia ingin setiap kampung di Kota Yogyakarta, yang jumlahnya sekitar 170, memiliki setidaknya satu perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup lengkap maksimal pada 2022 atau hingga masa jabatannya sebagai kepala daerah berakhir.

"Keberadaan perpustakaan kampung diharapkan mendorong minat baca masyarakat dan pada akhirnya terwujud sumber daya manusia Indonesia yang cerdas. Upaya untuk gemar membaca ini harus ditumbuhkan mulai dari diri sendiri," katanya.

Guna mewujudkan perpustakaan kampung, Haryadi meminta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta untuk bersinergi dengan Dinas Pendidikan yang memiliki kewenangan terhadap keberadaan Taman Bacana Masyarakat (TBM).

"Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta perlu turun tangan membantu TBM, misalnya membuat sistem manajemen perpustakaan yang sederhana untuk diterapkan ke TBM, hingga bantuan lain seperti melengkapi koleksi buku," katanya.

Selain memperbanyak perpustakaan di tingkat kampung, Haryadi juga meminta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta mempermudah sistem peminjaman buku di Perpustakaan Kota Yogyakarta, misalnya tidak perlu menggunakan kartu anggota tetapi cukup dengan KTP elektronik.

"Akan lebih baik jika proses peminjaman buku di perpustakaan bisa dilakukan lebih cepat. Warga Kota Yogyakarta tidak perlu harus menjadi anggota perpustakaan untuk meminjam buku tetapi cukup dengan e-KTP," katanya.

Haryadi menyebut keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya dapat dilihat dari indikator seperti jumlah buku yang beredar.

"Saya harapkan, perpustakaan jangan hanya menjadi gudang buku. Buku yang menjadi koleksi harus beredar di masyarakat," katanya.
 

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (kanan) dengan Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Sri Sumekar saat sosialisasi pembudayaan membaca di Yogyakarta. (ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati)


Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengatakan tingkat kunjungan di perpustakaan Kota Yogyakarta cukup tinggi, sekitar 1.900 hingga 2.000 orang per hari.

"Selain pelayanan di gedung perpustakaan, kami juga melengkapi layanan dengan perpustakaan keliling. Harapannya, keberadaan perpustakaan meningkatkan literasi dan budaya membaca di masyarakat," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Sri Sumekar mengatakan perpustakaan ingin menjadi bagian dari program revolusi mental untuk mencapai Indonesia cerdas 2024 dengan meningkatkan budaya baca masyarakat.

Ia mengapresiasi inovasi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk membangun perpustakaan kampung.

"Pada 2019, kami pun memiliki dana alokasi khusus yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan dan pembangunan perpustakaan," katanya.

Baca juga:
Perpustakaan Kota Yogyakarta siapkan kegiatan isi libur sekolah
Perpusnas akan perkuat 500 perpustakaan desa pada 2019


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019