Pakar politik Universitas Tadulako Dr Darwis mengatakan kunjungan Ma'ruf Amin tersebut diharapkan akan memperkuat silaturahim antarmasyarakat Sulawesi Tengah pascapilpres 2019.
"Kita berharap kedatangan Kiyai Ma'ruf ini akan membawa kondusif antarpendukung pilpres kemarin, sehingga tidak lagi mengalami polarisasi politik kepentingan," katanya di Palu, Jumat.
Dia mengatakan kunjungan Ma'ruf Amin tersebut sebagai simbol pemersatu. Kunjungan Ketua MUI itu kata Darwis, dalam rangka syiar Islam.
"Pak kiyai itu simbol pemersatu. Sebagai tokoh agama wajar kita menghormati beliau. Mari kita sambut kedatangan tokoh kita ini," katanya.
Dirinya berharap para elit politik di Sulawesi Tengah tidak lagi mengait-ngaitkan kunjungan Ma'ruf Amin dengan pilpres karena urusan pilpres secara konstitusi telah berada di ranah Mahkamah Konstitusi.
"Pilpres sudah selesai, sekarang politik hukum ada di MK," katanya.
Apresisasi positif juga dikemukakan akademisi Untad Dr Ir Muhammad Sadik Arifuddin M.Sc. Dia berharap kunjungan Ma'ruf Amin tersebut dapat menyatukan kembali umat Islam di Sulawesi Tengah yang pada pilpres sebelumnya sempat terpolarisasi pro dan kontra.
Menurut Sadik, suasana Pilpres 2019 membuat hubungan keberagaman khususnya di Sulteng sedikit terganggu sehingga perlu bersatu kembali agar tidak terpuruk.
Dia mengatakan kunjungan Ma'ruf Amin ke Sulteng tersebut menunjukkan kiyai Nahdlatul Ulama itu diterima dengan baik di daerah ini.
"Apalagi kapasitasnya sebagai Ketua MUI sangat peduli dengan umat Islam di Sulteng," katanya.
Ma'ruf Amin berkunjung ke Sulawesi Tengah dalam rangka peletakan batu pertama Islamic Center MUI Sulawesi Tengah di Kabupaten Sigi sekaligus menghadiri Hari Wafat pendiri perguruan Islam Alkhairaat Habib Sayyid Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.
Ma'ruf dijadwalkan tiba di Palu Jumat sore. Pada Jumat malam, Ketua MUI itu akan bersilaturahim dengan para tokoh agama dan pemerintah daerah.
Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
