Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat mengatakan seharusnya menempuh jalur hukum jika merasa ada kecurangan dalam pemilihan umum (pemilu) 2019 bukan dengan melakukan demonstrasi yang disertai perusakan.

"Berbagai kecurangan pasti terjadi di kedua kubu pendukung, tapi seberapa besar dan bagaimana penyelesaiannya. Mestinya lewat jalur hukum dan konstitusi," kata Komaruddin saat dihubungi Antara, Jakarta, Rabu.

Dia menuturkan persatuan serta kesatuan Indonesia harus dijaga dan dirawat oleh seluruh elemen masyarakat. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan keadaan apapun.

"Proses pemilu di Indonesia menurut pengamat asing sangat transparan. Kalaupun terjadi kesalahan hitung para pengawas langsung protes dan Komisi Pemilihan Umum meralatnya," kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Dia mengatakan mestinya Prabowo dan Sandiaga Uno bicara tegas dan membuat pengumuman bahwa mereka akan menempuh jalur konstitusi agar pihak mereka tidak ternodai oleh penumpang gelap demonstrasi.

"Yang sekarang ribut demo justru orang-orang di luar parpol (partai politik)," tuturnya.

Dia mengatakan tidak perlu ada tindakan anarkis atau perusakan karena hanya menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Justru ketertiban dan kedamaian serta persatuan yang harus tetap dipelihara.

"Sikap negarawan Prabowo kita tunggu untuk mengimbau pendukungnya tak usah melanjutkan demo karena ada tanda-tanda mulai tak terkendali," tuturnya.

Baca juga: Kapolri tegaskan tidak pernah perintahkan tembak di tempat
Baca juga: Gubernur DKI imbau massa di depan Bawaslu jaga ketertiban
Baca juga: Puluhan ibu rumah tangga serukan Indonesia damai di KPU

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019