Papua Barat (ANTARA) - Bank Indonesia memprediksi inflasi atau indeks harga konsumen yang terjadi di Papua Barat pada Mei 2019 tidak terlalu signifikan.

"Papua Barat mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut dari Februari sampai dengan April. Ini kami rasa akan menjadi untuk bulan Mei," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, Donny Heatubun di Manokwari, Selasa.

Upaya menjaga stabilitas inflasi yang berlangsung di Papua Barat pada triwulan satu  tahun 2019 sudah sesuai rel, berharap dapat berlangsung hingga akhir tahun.

Inflasi Papua Barat pada tahun 2018 berada di atas angka lima persen. BI menaragetkan inflasi tahun ini berada di kisaran 3,4 hingga 3,6 persen.

Terkait Inflasi, pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, termasuk Bank Indonesia sudah menjaga agar tidak terjadi kenaikan harga bahan pokok dan komoditas pendukung lainya pada bulan Ramadan dan menjelang hari Raya Idul Fitri.

"Sebelum Ramadhan lalu tim dari Kementerian Perdagangan datang untuk memantau langsung persediaan bahan pokok di Papua Barat. Saya rasa pemerintah serius menjaga agar inflasi kita stabil," katanya.

Beberapa komoditas yang menunjukan tanda-tanda kenaikan secara nasional adalah bawang putih. Papua Barat pun harga bawang putih mengalami kenaikan.

Deputi Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, Widarto pada kesempatan sebelumnya mengatakan kenaikan harga diprediksi akan terjadi pada dua pekan sebelum hari raya.

BI pun mengajak pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan mengantisipasi kecenderungan atau tren inflasi pada akhir Mei hingga awal Juni 2019 di daerah tersebut.

Bawang merah dan bawang putih masih menjadi penyumbang inflasi Papua Barat selama ini.

"Papua Barat sebagian besar masih sangat bergantung dari daerah lain, termasuk dalam bahan makanan. Ini juga yang patut menjadi perhatian semua pihak," sebut Widarto.

Pada Mei dan Juni seluruh daerah di Indonesia tidak hanya menghadapi lebaran. Selain Idul Fitri dalam waktu dekat mayarakat akan menghadapi masa liburan panjang.

"Liburan hari raya keagamaan dan liburan anak sekolah, lalu disusul dengan masa masuknya tahun ajaran baru. Ada kecenderungan terjadinya inflasi,"ujarnya.***1***

Pewarta: Toyiban
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019