Koba, Babel, (ANTARA) - Kelurahan Berok, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terancam "tenggelam" diterjang banjir, jika aktivitas penambangan bijih timah di kawasan Marbuk terus berjalan.

"Risikonya sangat besar jika kawasan tersebut dirambah tambang, banjir besar pada 2015 cukup sebagai bukti bahwa kegiatan tambang liar itu berdampak sosial," kata M Tamimi, sorang warga Kelurahan Berok, Senin.

Ia menjelaskan, tidak hanya kawasan Marbuk, tetapi juga kawasan Kinari, dan Pungguk yang merupakan kawasan berdekatan harus terisolasi dari kegiatan penambangan bijih timah.

"Itu satu-satunya daerah resapan air yang menjadi penyangga untuk mengantisipasi terjadi banjir besar yang bisa menenggelamkan ratusan rumah di Kelurahan Berok," ujarnya lagi.

Dia menambahkan, berdasarkan tata ruang kota kawasan Marbuk, Kinari, dan Pungguk sudah masuk dalam rencana pemerintah daerah untuk pembangunan embung (kolam penampung air dan normalisasi banjir).

"Tiga kawasan itu berada sangat dekat dengan Pasar Koba, dan aliran sungai yang membentang serta membelah Kelurahan Berok. Jika terus dirambah, maka terjadi luapan air sungai, sehingga berakibat banjir bandang merendam ratusan rumah warga," ujarnya pula.

Ia mengatakan, penertiban dan tindakan tegas wajib dilakukan untuk para penambang yang secara sporadis mengeruk bijih timah di tiga kawasan itu.

"Aktivitas liar itu jelas berdampak sosial, tidak hanya di tengah para penambang tetapi juga imbasnya kepada masyarakat sekitar," ujarnya lagi.

Yan, warga lainnya mengatakan kawasan Pungguk, Kinari, dan Marbuk merupakan lokasi bekas penambangan bijih timah milik PT Koba Tin yang sudah lama ditutup.

"Sekarang kawasan itu masuk ke dalam areal reklamasi atau tutup tambang dari PT Koba Tin. Jika ditambang jelas pelakunya merambah eks PT Koba Tin," ujarnya pula.

Pewarta: Ahmadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019