Sigi (ANTARA) - Sejumlah warga korban bencana alam banjir bandang di dua kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, hingga kini masih membutuhkan bantuan logistik, terutama bahan makanan, pakaian dan peralatan dapur dan rumah tangga, sebab kebanyakan rumah mereka rusak dan tertimbun lumpur saat bencana terjadi.

"Kami sekarang hanya berharap bantuan dari pemerintah dan pihak-pihak yang peduli kemanusiaan," kata Ny Nurdin, seorang warga di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan saat ditemui ANTARA di lokasi pengungsian, Jumat.

Ibu rumah tangga empat anak tersebut mengaku tidak lagi memiliki rumah, karena telah diterjang banjir bandang. "Semua harta benda dalam rumah habis terkubur lumpur," kata dia.

Untuk sementara ini, katanya terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian dengan kondisi memprihatinkan, terutama saat datang hujan dipastikan mereka terusik.

Namun demikian, semuanya harus dijalani dan diterima dengan lapang dada, meski secara manusia bencana alam yang terjadi telah membuat banyak warga di Desa Bangga dan beberapa desa tetangga lainnya di Kecamatan Dolo Selatan menjadi sengsara dan menderita karena kehilangan rumah dan juga harta benda.

Karena itu, rata-rata warga korban bencana alam di wilayah itu masih memerlukan adanya bantuan dari semua pihak yang peduli dengan musibah alam tersebut.

Hal senada juga disampaikan Ny Murni, seorang warga korban banjir bandang di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. Ia juga mengatakan tidak lagi memiliki rumah, karena telah diterjang banjir pada beberapa waktu lalu. "Saya juga saat ini tinggal bersama beberapa warga lainnya di tenda darurat," ujarnya.

Dia sangat membutuhkan bantuan, terutama bahan makanan, peralatan dapur, rumah tangga dan juga alat-alat pertanian seperti sekop, cangkul, sabit, parang, karena semuanya telah diterjang banjir.

Untuk menggarap kebun, dia butuh peralatan dimaksud. Apalagi selama ini suaminya hanyalah seorang petani. "Kami hidup dari hasil kebun," kata dia.

Banjir bandang yang menghajar dua kecamatan di Kabupaten Sigi beberapa waktu lalu tersebut sempat memutuskan akses jalan yang menghubungkan Kota Palu dengan sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi.

Jalan antara Desa Saluki dan Desa Tuva putus total diterjang banjir bandang yang memporak-porandakan sejumlah desa di dua kecamatan yakni Gumbasa dan Dolo Selatan.

Kabupaten Sigi pada 28 September 2018 juga mengalami dampak parah dilanda gempa bumi berskala 7,4 SR yang mengakibatkan terjadinya likuifaksi di dua wilayah permukiman penduduk di Kecamatan Biromaru dan Kecamatan Tanambulava.

Bencana tersebut juga menelan korban jiwa mencapai ribuan orang dan kerusakan infranstruktur jalan, jembatan, irigasi, listrik, telekomunikasi, gedung perkantoran, lahan pertanian, lahan perkebunan, gedung sekolah, sarana ibadah, rumah sakit, puskesmas yang cukup parah dan tidak bisa digunakan lagi.

Pemerintah pusat dan daerah saat ini sedang mengupayakan secara bertahap melakukan perbaikan dan pembangunan kembali , termasuk rumah-rumah penduduk yang rusak diterjang bencana alam tersebut.*



Baca juga: Banjir bandang di Sigi karena hutan sudah rusak?

Baca juga: Korban banjir bandang Kabupaten Sigi sambut Ramadhan di pengungsian

Pewarta: Anas Masa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019