Jakarta (ANTARA) - Produsen kendaraan asal China Dongfeng Sokonindo Automobile (DFSK) akan mempelajari potensi kendaraan listrik di pasar Tanah Air menyusul rencana pemerintah yang memposisikan Indonesia sebagai basis industri kendaraan bermotor konvensional (internal combustion engine/ICE) maupun listrik pada 2030.

"Kami tentunya akan mendukung regulasi pemerintah Indonesia, termasuk mengenai kebijakan kendaraan ramah lingkungan yang termasuk di dalamnya kendaraan listrik," kata Managing Director Sales Centre PT Sokonindo Automobile, Franz Wang, dalam pembukaan pameran Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).

"DFSK global sudah melakukan riset mengenai mobil listrik dan kami siap untuk melakukan studi visibilitas kendaraan listrik untuk pasar Indonesia," ujar Franz Wang.

Franz menjelaskan DFSK sudah memiliki kendaraan listrik bernama Seres EV sebagai kendaraan lintas medan (crossover) di negara asalnya, China. Seres EV sanggup menjelajah sejauh 500 kilometer.

Baca juga: Strategi DFSK "bertempur" di pasar otomotif Indonesia

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta pabrikan DFSK yang memiliki pabrik di Cikande, Banten, agar memanfaatkan lini produksinya untuk membuat kendaraan listrik.

"Pada 2030, industri otomotif nasional ditargetkan menjadi basis produksi kendaraan bermotor Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle untuk pasar domestik dan ekspor. DFSK bisa menjadi salah satu pemain utamanya," tutur Airlangga.

DFSK yang masuk pasar Indonesia sejak 2017 itu memiliki produk kendaraan niaga Super Cab, Glory 580 dan yang baru diluncurkan adalah Glory 560 sebagai pesaing Honda HR-V.

Baca juga: DFSK Glory 560 dijual mulai Rp189 juta
Pewarta:
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019