Jakarta (ANTARA) - Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Barat berhasil menggagalkan penyelundupan 120 kilogram sabu-sabu yang diangkut menggunakan truk ekspedisi via Tol Bakauheni, Lampung.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono yang hadir dalam konferensi pers pengungkapan narkoba tersebut di Mapolres Metro Jakarta Barat mengatakan penyelundupan tersebut dilakukan oleh jaringan pengedar internasional.

"Ini jaringan dari Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Barang ini dari Myanmar, kemudian lewat darat ke Thailand, lalu ke Malaysia, dan ke Indonesia menggunakan kapal lewat laut untuk membawa ini," kata Argo di Mapolres Metro Jakarta Barat, Kamis.

Dijelaskan Argo pengungkapan ini adalah pengembangan dari 40 kilogram sabu yang diamankan oleh Polres Jakarta Barat pada November tahun lalu.

"Ini adalah pengembangan adalah tangkapan Polres Jakbar pada bulan November 2018 yang saat itu mengamankan 40 kilogram sabu dan dikembangkan yang sekarang mendapat 120 kilogram," tutur Argo.

Argo mengatakan modus pengiriman kali ini adalah menyamarkan 120 kilogram sabu-sabu yang dikemas dalam lima karung di antara ratusan karung arang.

Polisi kemudian mengamankan supir truk yang berinisial JJ beserta kernet ke Mapolres Jakarta Barat untuk menjalani pemeriksaan intensif.

Berdasarkan pengakuan JJ, diketahui pemilik lima karung sabu-sabu tersebut berada di Pekanbaru. Personel Polres Jakbar kemudian berangkat ke Pekanbaru dan menangkap kakak beradik inisial H dan M yang mengaku sebagai sebagai pemilik sabu-sabu tersebut, keduanya kemudian diterbangkan ke Jakarta.

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan pengungkapan ini adalah bagian dari strategi jajarannya untuk mengubah stigma Jakarta Barat sebagai surganya narkoba.

“Ini adalah bagian dari strategi kami dalam upaya pemberantasan narkoba dimana sebelumnya sudah ada stigma di Jakarta Barat ini surganya narkoba," ujar Hengki.

Hengki mengatakan jajarannya sudah beberapa kali mengungkap pabrik narkoba dan beberapa kali kita melakukan penangkapan di luar Jakarta Barat.

"Ini adalah salah satu strategi tim kami yaitu 'preemtive strike'. Kita serang sebelum sampai ke Jakarta. Karena apabila sudah sampai ke Jakarta dan barang sudah dibagi, maka akan susah lagi ditangkap," pungkas Hengki.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019