Kuala Lumpur (ANTARA) - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia menilai politik luar negeri Indonesia selama ini cukup berperan dalam membantu menyelesaikan konflik-konflik internasional.

"Sejauh ini sudah cukup berperan. Kalau kita lihat pascakonflik Arab Spring, banyak negara Timur Tengah belajar tentang menyatukan konsep Islam dan Kebangsaan kepada pemerintah dan ormas-ormas di Indonesia," ujar Wakil Ketua PCINU Malaysia Muhammad Taufiq Ahaz, di Kuala Lumpur, Sabtu.

Ketua Forum Kandidat Doktor (FKD) NU Malaysia ini mengharapkan agar politik Indonesia ke depan lebih berperan secara aktif dalam menangani masalah internasional.

"Harapan saya tentang politik luar negeri Indonesia ke depannya lebih berperan aktif dalam penyelesaian konflik di dunia internasional, isu ekstremisme dan kasus terorisme. Selain itu juga harus merangkul negara lain untuk melakukan upaya preventif agar tidak terjadi konflik, paham ekstrimisme dan aksi terorisme," katanya pula.

Kandidat doktor di International Islamic University Malaysia ini, tidak menyebut rinci tentang peran politik luar negeri Indonesia dalam menyelesaikan konflik internasional, namun dia menyebutkan tentang sejumlah seminar yang pernah diselenggarakan.

"Untuk akademisi sudah diadakan seminar moderatisme baik di Indonesia, Belanda, Turki, dan negara lainnya. Belum lagi di kalangan diplomat sudah ada beberapa pertemuan diplomasi
untuk membahas konflik dan perdamaian," kata Alumni Al-Ahgaff University Yaman tersebut.

Tentang upaya merangkul negara lain, dia mengatakan, bisa dilakukan secara bertahap dan berskala misalnya dimulai dari ASEAN, Asia, Organisasi Konferensi Islam (OKI) hingga PBB.
Taufiq mengatakan dirinya selaku Pengurus Pusat Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) di Timur Tengah, juga pernah mendesak PBNU untuk membentuk Komite Jazirah melihat kondisi beberapa negara di Timur Tengah yang bertahun-tahun terus dilanda konflik berkepanjangan.

Taufiq menjelaskan Komite Jazirah sebagai langkah PBNU untuk ikut serta dalam usaha mencari dan merealisasikan jalan rekonsiliasi Timur Tengah.

Atas nama LPTNU dan pelajar yang studi di Yaman, mereka saat itu menyampaikan lima poin resolusi disampaikan untuk PBNU.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019