Ambon (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Maluku, Mercy Chriesty Barends menegaskan, pemberlakuan program bahan bakar minyak (BBM) satu harga berdampak memotong mata rantai tengkulak yang selama ini memonopoli peredarannya di Maluku.

"Semakin banyak titik BBM satu harga di Maluku maka bisa memotong rantai monopoli yang selama ini terjadi. Tengkulak tidak bisa lagi mematok harga BBM sesuka hatinya," kata Mercy yang dikonfirmasi, Jumat.

Mercy yang masih berada di Kabupaten Aru dalam rangka peresmian lembaga penyalur program BBM satu harga SPBU Kompak 86.976.09 yang berlokasi di Desa Kolamar, Kecamatan Aru Utara, Kepulauan Aru, Selasa (26/3), mengatakan pengoperasian BBM satu harga sudah sejak lama dirindukan masyarakat setempat.

"Satu tetes BBM merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di wilayah terpencil di Maluku dalam melaksanakan kesehariannya terutama untuk transportasi, listrik dan lain-lain," katanya.

Dia menegaskan, pengoperasian BBM satu harga di Maluku, terutama di wilayah yang sulit merupakan salah satu program yang diperjuangkannya di Komisi VII DPR-RI, dengan tujuan memotong mata rantai monopoli sehingga masyarakat dapat menikmati BBM dengan harga murah yang ditetapkan pemerintah.

Pengoperasiannya juga menunjukkan komitmen pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo melalui Pertamina untuk menyediakan energi yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Kepulauan Aru dan telah beroperasi sejak tahun 2018.

Titik BBM satu harga di Kecamatan Aru Utara, yang telah melalui uji operasi sejak 29 September 2018, merupakan satu dari lima lokasi yang telah beroperasi di wilayah Maluku tahun 2017-2018.

Sedangkan tahun 2019 akan dilengkapi tiga titik lainnya, yakni di Kabupaten Maluku Barat Daya (dua titik) dan satu titik lainnya di Seram Bagian Timur.

"BBM Satu Harga merupakan realisasi dari salah satu butir program Nawacita pemerintahan Jokowi yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI," tandasnya.

Dia berharap kehadiran titik BBM satu harga berdampak positif bagi masyarakat di Kecamatan Aru Utara dan wilayah sekitarnya di bidang ekonomi dan sosial, terutama menunjang kelancaran transportasi dan kebutuhan nelayan.

SPBU Kompak di Kecamatan Aru Utara yang dikelola UD Sinar Kola, merupakan SPBU ke-125 secara nasional yang telah dioperasikan pemerintah melalui Pertamina.

SPBU Kompak 86.976.09 Desa Kolamar, Aru Utara terdiri dari satu tangki premium berkapasitas 15 kilo liter (KL), dua tangki solar berkapasitas total 11 KL serta 50 buah drum besi berkapasitas 200 liter/drum).

Titik penyalur berasal dari TBBM Dobo yang berjarak 78 kilometer dan pengangkutannya menggunakan kapal.

SPBU Kompak ini melayani 13 desa di wilayah Aru Utara dengan jumlah 1.400 kepala keluarga. Alat penyaluran menggunakan canting manual ke jerigen berkapasitas 60 liter untuk mesin motor nelayan.

Sebelum adanya titik BBM satu harga, masyarakat Aru Utara memperoleh BBM untuk transportasi dan kebutuhan nelayan dari lembaga penyalur terdekat yakni SPBUN 88.976.01 yang lokasinya sekitar 80 Km, menyebabkan harga Premium di wilayah itu naik menjadi Rp10.000/liter dan solar Rp10.000-15.000/liter.

Dengan adanya SPBU ini, masyarakat Kecamatan Aru Utara kini bisa mendapatkan BBM dengan harga yang sama dengan wilayah lainnya yakni Premium Rp6.450/liter dan Solar Rp5.150/liter.

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019