Jakarta (ANTARA) - PT Pegadaian (Persero) membukukan laba bersih tahun 2018 sebesar Rp2,77 triliun atau tumbuh 10,4 persen dibanding 2017 (year on year)  sebesar Rp2,51 triliun.

Direktur Utama PT Pegadaian Kuswiyoto mengatakan peningkatan laba bersih ini sejalan dengan banyak produk inovatif digital yang diluncurkan dan peningkatan layanan yang semakin baik dan efisien.

"Kami optimistis tahun 2019 kinerja perusahaan akan meningkat seiring dengan prediksi meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Karena makin banyaknya varian produk inovatif yang diluncurkan, seperti Pegadaian Digital Service, serta beberapa produk baru juga akan kami perkenalkan dalam waktu dekat ini," kata Kuswiyoto pada paparan kinerja keuangan Pegadaian di Jakarta, Senin.

Kuswiyoto memaparkan total aset perusahaan juga meningkat 10,8 persen (YoY) menjadi Rp52,79 triliun dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp48,68 triliun. Begitu pula pendapatan usaha naik menjadi Rp11,46 triliun dari Rp10,52 triliun pada tahun 2017.

Ia menambahkan Pegadaian akan terus melakukan inovasi produk dan sistem layanan secara online (digital) untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Bukan hanya fasilitas layanan saja yang ditingkatkan, tetapi juga menciptakan berbagai produk baru digital yang akan diluncurkan pada tahun ini.

Pegadaian dalam waktu dekat ini segera meluncurkan beberapa produk baru, diantaranya adalah Gadai on Demand yang merupakan program Pegadaian untuk membantu masyarakat agar lebih mudah untuk mengakses layanan perseroan kepada nasabah. Program tersebut akan bekerja sama dengan perusahaan besar berbasis layanan digital.

"Jadi nanti bapak-bapak dan ibu-ibu, kalau misalnya mau menggadaikan cincin, tapi tidak punya waktu datang ke Pegadaian, kami kerja sama dengan ojek online untuk menjemputnya, sehingga akan semakin mudah," katanya.

Sementara itu, untuk mempermudah masyarakat khususnya kalangan milenial dalam berinvestasi emas berupa tabungan, Pegadaian juga terus mengembangkan aplikasi Pegadaian Digital sehingga transaksi tuntas dalam genggaman.

Ke depan, Kuswiyoto tetap meningkatkan kinerja gadai sebagai inti bisnis, di sisi lain proporsi bisnis nongadai akan semakin ditingkatkan secara progresif.

Komposisi portofolio akan berubah dari sebelumnya kinerja bisnis gadai sebesar 84 persen dan nongadai 16 persen, secara bertahap menjadi 60 persen dan 40 persen.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019