Jakarta (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) secara gencar melakukan sosialisasi nilai-nilai ideologi Pancasila di 20 titik di Indonesia.

BPIP melalui Kedeputian Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan bekerja sama dengan Komisi II DPR dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyebutkan telah mengadakan sosialisasi terkait ideologi Pancasila di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.

Kegiatan tersebut dihadiri Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP Dicky R Munaf, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Lia Kian, Anggota Komisi II DPR Rambe Kamarul Zaman, Bupati Labuhanbatu Utara Khairuddin Syah Sitorus, serta 200 peserta undangan sosialisasi yang berasal dari masyarakat setempat.

Sosialisasi yang dilaksanakan ini bertemakan "Menggali Mutiara Pancasila dan Semangat Gotong Royong" dan diselenggarakan secara simultan di enam titik di Sumatera Utara lainnya, yakni Kabupaten Deli Serdang, Kebupaten Serdang Bedagei, Tebing Tinggi, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten Labuhan Batu.

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Lia Kian menjelaskan, nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup maupun sebagai dasar negara sesungguhnya digali dari kearifan lokal dengan makna mendalam.

"Pancasila tidak boleh lagi ada perdebatan. The Founding Fathers sudah merumuskan bahwa Pancasila sebagai filosofi dasar untuk persiapan kemerdekaan Indonesia. Perjalanan sejarah lahirnya Pancasila yang mendasari pentingnya masyarakat untuk menggali mutiara Pancasila dari sisi perilaku, kearifan lokal, dan kebudayaan," kata Lia Kian.

Menurut dia, BPIP lahir dari suatu proses yang panjang dengan dasar pertimbangan pentingnya menanamkan dan mengamalkan ideologi Pancasila pada diri rakyat Indonesia.

"BPIP berkewajiban untuk membumikan Pancasila karena merupakan sumber dari segala sumber hukum," kata Lia Kian.

Pada kesempatan itu juga disampaikan, dengan semakin berkembangnya zaman, masyarakat Indonesia memiliki tantangan yang lebih besar untuk mempertahankan kemerdekaan.

"Dulu para pahlawan perang melawan penjajah dari bangsa lain. Namun saat ini kita dijajah oleh saudara kita sendiri. Pemberontakan di berbagai daerah, penjajahan moral bangsa, peredaran narkoba, korupsi, dan lain sebagainya," ujarnya.

Anggota Komisi II DPR Rambe Kamarul Zaman menuturkan, arus globalisasi dan kemajuan teknologi saat ini memberikan dampak terhadap lingkungan dan moral bangsa, sehingga menjadi penting adanya proses filterisasi dalam menyerap dan mencari informasi serta membangun kesadaran dan tanggung jawab masyarakat Indonesia untuk menjadi para penjaga Pancasila.

"Mari kita bersama-sama menjaga anak cucu kita agar tidak tergerus ke dalam dampak negatif kemajuan teknologi, bersama kita tanamkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita masing-masing," kata Rambe Kamarul.

Di tempat terpisah, BPIP juga melakukan sosialisasi Pancasila ke wilayah Serpong, Tangerang bersama Komisi II DPR RI pada Jumat (22/3).

Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila  Aris Heru Utomo mengatakan, sebagai sebuah dasar negara, Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat.

"Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila itu ideologi yang mempersatukan," katanya saat sosialisasi di Serpong.

Menurut dia, di tengah era keterbukaan informasi seperti saat ini, bahaya radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda Indonesia.

"Minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, membuat generasi muda rentan dipecah belah," kata Aris.

Turunnya dukungan masyarakat atas Pancasila, menuntut pemerintah harus makin gencar menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat secara terencana dan menyeluruh.

BPIP dan pihak-pihak terkait mesti mendorong pelibatan masyarakat dan kegiatan dari masyarakat untuk masyarakat (bottom up).

Oleh karena itu, selain di Sumatera Utara dan Serpong, pada Maret dan April 2019 ini juga dilakukan kegiatan serupa di berbagai titik lokasi seperti Bekasi, Batam, Ambon, Banjarmasin, Pamekasan, Bangka, Lampung dan sejumlah daerah lainnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019