Pekanbaru (ANTARA) - Jumlah titik panas yang menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau menurun drastis pada Jumat (22/3) pagi.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sukisno, menyatakan hasil citra satelit Terra dan Aqua pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB menunjukan hanya ada 17 titik panas atau “hotspot” di Provinsi Riau.

Jumlah itu sangat rendah dibandingkan kondisi selama tiga hari terakhir yang rata-rata jumlah titik panas pada jam yang sama bisa lebih dari 100 titik.

Sebanyak 17 titik panas yang terdeteksi satelit hari ini (Jumat red) tersebar di Kabupaten Indragiri Hulu ada lima titik, kemudian di Rokan Hilir, Siak, dan Indragiri Hilir masing-masing tiga titik, Kepulauan Meranti dua titik, dan Pelalawan satu titik.

Dari jumlah tersebut, ada sembilan titik yang punya tingkat “level confidence” di atas 70 persen sehingga kuat merupakan titik api Karhutla. Daerah paling banyak ada di Indragiri Hulu sebanyak empat titik, Rokan Hilir dan Siak masing-masing dua titik, dan Kepulauan Meranti satu titik.

Sementara itu, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai yang selama ini paling sering terbakar nihil titik panas. Informasi dari Bengkalis menyatakan di daerah pesisir itu sudah mulai hujan sejak Kamis (21/3) yang membuat bara kebakaran lahan gambut meredup.

Karhutla masih jadi ancaman bagi Riau terutama di daerah pesisir. Asap kotor atau jerebut akibat Karhutla sempat mengganggu penerbangan di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai pada Kamis (21/3) sehingga penerbangan pesawat Wings Air dibatalkan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau yang terakhir dirilis menyebutkan, luas Karhutla sejak Januari sudah lebih dari 2.000 hektare.

Riau sudah berstatus Siaga Darurat Karhutla sejak Februari hingga akhir Oktober 2019. Pemadaman dari darat, helikopter dan modifikasi cuaca untuk hujan buatan terus dilakukan.

Bantuan dua Helikopter

Sementara itu, Pangkalan TNI AU Sri Mulyono Herlambang Palembang akan mengirimkan dua helikopter ke Provinsi Riau untuk memperkuat sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di daerah itu.

Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang Letkol Pnb Heri Sutrisno di Palembang, Kamis (21/3), mengatakan berdasarkan rapat dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan disebutkan bahwa helikopter tersebut akan dikirim pada pekan ini.

"Bisa besok atau lusa dikirimkan ke Riau," kata dia.

Ia mengatakan status penanganan kebakaran hutan dan lahan di Riau terus ditingkatkan karena kejadian tersebut sudah meluas di Kabupaten Indragiri Hulu, Meranti, Rokan Hilir, serta Dumai.

Tambahan armada udara itu untuk memantau dan sekaligus memadamkan titik api karena jenis helikopter yang dikirim tersebut merupakan helikopter pembom air berkapasitas 4,5 ton.

 

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019