Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan sangat tinggi atau hujan sangat lebat hingga di atas 200 mm per hari saat banjir bandang terjadi di Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua pada Sabtu (16/3).

"Tercatat curah hujan 207 mm per hari di stasiun ARG Dok II, 145,6 mm per hari di stasiun AWS Digi Dok II dan Stafgeof Angkasa mencatat 248,5 mm per hari atau hujan sangat lebat saat banjir bandang terjadi," kata Deputi Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo yang dihubungi di Jakarta, Senin.

Begitu juga di Stamet Sentani mencatat curah hujan mencapai 114 mm per hari dan AWS Pelabuhan Jayapura mencatat 180,4 mm per hari atau hujan sangat lebat.

Sebaran hujan sedang hingga sangat lebat  terjadi pada malam hari di wilayah Jayapura bagian utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, Sentani dan sekitarnya.

Total curah hujan satu hari pada 16 Maret 2019 di wilayah kota Jayapura yakni 145,6 mm/hari dan di Sentani 114 mm/hari.

Curah hujan tertinggi di wilayah kota jayapura terukur pada pukul 22.00-23.00 sebesar 50 mm sedangkan curah hujan tertinggi di wilayah Sentani juga terukur pada pukul 22-23 yakni sebesar 38 mm.

Lebih lanjut Mulyono mengatakan, BMKG memantau adanya pumpunan awan di wilayah Papua bagian Utara dan didukung kondisi suhu muka laut yang cukup hangat yang berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan di Papua termasuk Jayapura saat banjir bandang terjadi.

Hujan yang terjadi disebabkan karena adanya daerah pumpunan di wilayah Papua bagian Utara dan didukung oleh kondisi suhu muka laut yang cukup hangat, berpotensi memicu pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah utara Papua termasuk di Jayapura.

Hujan terjadi pada kategori sedang hingga sangat lebat dan menyebabkan genangan air bahkan longsor yang menelan korban jiwa pada beberapa titik di wilayah Jayapura.

Citra satelit cuaca menunjukkan adanya awan-awan hujan pada pukul 17.50 WIT 16 Maret 2019 hingga pukul 02.40 WIT 17 Maret 2019 yang menyebabkan hujan dengan intensitas bervariasi yakni lebat hingga sangat lebat terjadi di wilayah Jayapura bagian utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, Sentani dan sekitarnya.

Berdasarkan diagram fase Madden-JulIian Oscillation (MJO) pada 14 Maret 2019, berada pada kondisi Lemah di Skuadran 3 (Indian Ocean). Sementara Peta Gradien Level Wind Analysis pada 16 Maret 2019 jam 09.00 WIT menunjukkan terdapat daerah pumpunan angin di wilayah Papua bagian utara, hal ini menyebabkan tumbuhnya awan-awan hujan di Papua bagian utara.

Berdasarkan Peta Sea Surface Temperature (SST) atau Suhu Muka Laut pada 15 Maret 2019 terpantau hangat yaitu berkisar antara 26-30 derajat Celcius dengan anomali SST Positif sehingga mengakibatkan suplai uap air cukup besar.

"Sebelumnya peringatan dini cuaca Jayapura sudah dikeluarkan pada 16 Maret 2019 pukul 17.55 WIT berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang pada pukul 18.03 WIT di wilayah Jayapura Utara dan sekitarnya dan prakirawan kita terus melakukan update peringatan dini," katanya.

RS Bhayangkara mencatat 54 kantong jenazah yang diterima RS Bhayangkara, Minggu (17/3) dan dari jumlah tersebut 22 kantong di antaranya sudah diserahkan ke keluarga setelah diidentifikasi terlebih dahulu, sedangkan sebanyak 32 jenazah korban banjir bandang lainnya  belum teridentifikasi.

Baca juga: Tim relawan ACT evakuasi korban banjir bandang di Sentani
Baca juga: 32 jenazah korban banjir bandang Jayapura belum teridentifikasi

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019