Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, melihat keunggulan Cawapres 01, KH Ma'ruf Amin, dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dibandingkan Cawapres 02, Sandiaga S Uno, pada Debat Capres ketiga.

Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu di Jakarta, Minggu malam, menanggapi acara Debat Capres ketiga yang menampilkan Cawapres 01, KH Ma'ruf Amin, dan Cawapres 02, Sandiaga S Uno, di Hotel Sultan Jakarta, Minggu malam.

Menurut Hasto, ketika Sandiaga menanyakan tentang kebijakan tenaga kerja asing, Kiai Ma'ruf mendengarkan pertanyaan tersebut dengan seksama, sehingga jawaban yang disampaikan pun fokus.

"Bagaimana jumlah tenaga kerja asing, dari prosentasinya adalah terendah di dunia. Kiai Ma'ruf juga menegaskan kebijakannya bahwa transfer of technology, ruang lingkup tenaga kerja asing tidak pada sektor yang berkaitan dengan usaha UMKM rakyat, serta pentingnya mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia, merupakan jawaban yang muncul melalui proses mendengarkan," kata Hasto.

Hasto juga melihat, Cawapres 02, Sandiaga S Uno, tidak memiliki empati untuk mendengarkan berbagai persoalan. "Jawaban atas stunting melalui sedekah putih, dipatahkan oleh Kiai Ma'ruf bahwa sangat penting bagi balita menerima ASI dalam dua tahun sejak kelahirannya," katanya.

Menurut Hasto, hal itu adalah hasil pemahaman Kiai Ma'ruf karena mendengarkan suara ibu. "Berbeda dengan Sandi, tidak cermat dengan substansi pertanyaan Kiai Maruf, maka terkait instrumen apa yang bisa dipakai agar dana transfer daerah di bidang pendidikan benar-benar membawa manfaat melalui "outcomes" yang jelas, terukur, dan berdaya guna, tidak bisa dijawab dengan baik oleh Sandi," katanya.

Dalam pandangan Hasto, pertanyaan Kiai Ma'ruf tampak sederhana, tapi disitulah tercermin kemampuan dasar seorang pemimpin, yakni kemampuan mendengarkan.

Sandiaga Uno dengan pengalamannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, menurut Hasto, ternyata tidak memahami substansi instrumen transfer daerah tersebut, maka jawabannya melebar karena kegagalan dalam mendengarkan pertanyaan.

"Kemampuan mendengar ini menunjukkan kepekaan nurani dan kesabaran seorang pemimpin untuk mendengarkan aspirasi rakyat. Karena itu, Debat Capres ini menjadi salah satu indikator dalam menentukan kualitas pemimpin," katanya.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan capres, yaitu no urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan no urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.
 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019