Jakarta (ANTARA) - Pemerhati ketenagakerjaan, Ade Hanie mengatakan revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dilakukan mulai 2016 perlu dilanjutkan pada periode pemerintahan berikutnya.

"Lulusan SMK masih banyak yang belum mampu bersaing dengan tenaga kerja, karena selama di sekolah lebih banyak mengandalkan nilai akademis dari keahlian siswa itu," ujar Ade di Jakarta, Kamis.

Menurut Ade yang juga psikolog industri dan organisasi itu, sekolah vokasional seperti SMK mestinya yang diajarkan lebih banyak praktik kerja dan bukan didominasi teori atau prediksi. Inilah yang menjadi masalah besar antara SMK dan dunia usaha maupun industri.

"Lulusan SMK usianya rata-rata 17-18 tahun, sehingga menyulitkan perusahaan menghadapi mereka. Menghadapi yang lulusan perguruan tinggi saja susah apalagi yang usianya remaja," jelas dia.

Siswa lulusan SMK tersebut perlu meningkatkan kompetensi dan menyiapkan keahlian para lulusan. Pihaknya melalui Jojoba menyiapkan aplikasi yang bisa meningkatkan kemampuan siswa SMK, sehingga siap diserap industri. Salah satu caranya melalui tes psikometrik.

Menurut dia, berdasarkan hasil tes psikometrik yang dilakukan sejak 2017, rata - rata lulusan SMK lemah pada 12 kompetensi keahlian lunak seperti perencanaan, evaluasi, kemampuan kepemimpinan, komunikasi bersama dan kemampuan mempengaruhi orang lain.

Hal itu pula, yang membuat lulusan SMK kurang percaya diri karena jarang bereksplorasi.

"Sekolah masih berpikir industri akan menerima SDM dilihat dari nilai akademis, padahal tidak begitu." tandas Ade.

Hasil tes psikometrik juga menunjukkan, lulusan SMK lebih tertarik pada pekerjaan administrasi, office, sales. Meskipun ada juga yang tertarik dengan teknologi informasi (TI). Hasil tes psikometrik bisa dianalogikan sebagai sebuah peta untuk pencari kerja. Dengan adanya peta, pencari kerja akan mengetahui posisi mereka saat ini. Lalu, dapat memetakan langkah apa perlu dilakukan dalam rangka pengembangan diri, guna menjadi pribadi yang lebih unggul, sehingga mempermudah mereka dalam mendapatkan pekerjaan.

Pada praktiknya, jika lulusan SMK mengetahui kemampuan komunikasinya masih kurang, artinya harus lebih banyak berlatih dan mengambil kesempatan di kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan ide-ide. Sehingga semakin lama kepercayaan diri juga tumbuh.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Didik Suhardi PhD mengatakan sebanyak 2.700 SMK telah bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), yang bertujuan meningkatkan kompetensi lulusan SMK. Sehingga kemampuan yang dimiliki siswa SMK sesuai dengan kebutuhan industri,

Masalah pendidikan merupakan salah satu bahan debat terakhir pasangan calon presiden dan wakil presiden pada 17 Maret 2019. Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dam wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin, serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Pewarta: Indriani
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019