Mau komentar apalagi? Yang penting situasi tetap kondusif. Biasa terjadi dinamika dalam politik, kata Darma Susila
Jembrana (ANTARA) - Kedatangan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02, Sandiaga Salahudin Uno di Kabupaten Jembrana, Bali, dihadang sejumlah spanduk berisi dukungan (pro) terhadap Joko Widodo (Jokowi).

Koresponden Antara di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, melaporkan, penghadangan itu dilakukan belasan orang di perempatan jalan raya Kota Negara, Selasa, yang membentangkan empat spanduk berisi ucapan selamat datang kepada Sandiaga, namun menegaskan masyarakat Jembrana tetap memilih Jokowi.

Spanduk itu terpampang saat iring-iringan mobil yang membawa pasangan Prabowo Subianto itu memasuki tikungan ke arah jalan kampung menuju lokasi kunjungan. "Kami ingin menunjukkan bahwa Jembrana, bahkan Bali, merupakan basis pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, yang tidak bisa digoyahkan. Kami melakukan aksi ini dengan damai," kata koordinator aksi, Ketut Suastika.

Spanduk dalam bahasa Bali maupun Indonesia itu juga terpasang di beberapa lokasi, namun tidak sampai mengganggu kedatangan Sandiaga di Kelurahan Loloan Barat, Desa Pengambengan, Desa Banyubiru dan Desa Tuwed.

Hal yang sama juga terlihat pada spanduk penegasan dukungan terhadap Jokowi saat memasuki gang menuju makam Habib Ali Bafaqih, tokoh Islam yang makamnya sering diziarahi umat dari berbagai daerah Indonesia, Sandiaga juga disambut spanduk dengan foto salah seorang putra Habib Ali yang mohon agar makam orang tuanya tidak dijadikan ajang politik.

Terkait spanduk ini, Kadek Darma Susila dan Gede Puriawan, selaku tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Jembrana mengaku tidak bisa berkomentar banyak.

"Mau komentar apalagi? Yang penting situasi tetap kondusif. Biasa terjadi dinamika dalam politik," kata Darma Susila.

Sementara itu, putra Habib Ali lainnya, H. Didik, mengatakan, perbedaan dalam lingkaran keluarga terkait pilihan presiden dan wakil presiden memang ada, namun tidak sampai berpengaruh terhadap hubungan persaudaraan mereka.

Secara terpisah, Ketua Bawaslu Jembrana Pande Made Adi Muliawan mengatakan, pihaknya memantau pemasangan spanduk tersebut, namun tidak bisa mengambil tindakan apa-apa karena tidak terjadi pelanggaran pemilu.

"Kami sudah melakukan komunikasi dengan kedua belah pihak. Hasilnya, tadi malam diputuskan Pak Sandiaga tidak akan melakukan orasi di makam seperti rencana sebelumnya, sehingga hanya datang untuk berziarah saja," katanya.

Selama di Kabupaten Jembrana, Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke Kelurahan Loloan Barat, Desa Pengambengan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara dan ke Desa Tuwed, Kecamatan Melaya.

Keliling Pesisir
Dalam kampanye keliling ke desa-desa pesisir di Kabupaten Jembrana, Bali, Cawapres Sandiaga S. Uno menemui masyarakat setempat untuk melakukan dialog.

Sebelum mendatangi desa-desa pesisir, ia terlebih dahulu melakukan ziarah ke makam Habib Ali Bafaqih, salah satu tokoh Islam yang makamnya sering diziarahi jamaah dari berbagai penjuru Indonesia di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara.

Kedatangan Sandiaga hingga melakukan salat dzuhur di Masjid Mujahidin yang tidak jauh dari makam disambut ratusan pendukungnya, khususnya dari partai koalisi yang mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Setelah dari sini, akan dilanjutkan ke Desa Pengambengan, meninjau abrasi di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru serta ke Desa Tuwed," kata Kadek Darma Susila, salah seorang tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Jembrana.

Jika di Kelurahan Loloan Barat ia hanya singgah, maka di Dusun Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Sandiaga sempat melakukan dialog dengan masyarakat nelayan yang rata-rata mengeluhkan harga ikan, distribusi bahan bakar minyak serta lowongan pekerjaan.

Jojik, salah seorang nelayan mengatakan, saat hasil tangkap melimpah harga ikan dipastikan anjlok, sehingga kesejahteraan nelayan sulit untuk menjadi lebih baik.

"Kalau nanti Pak Sandi menang, kami minta dicarikan jalan keluar terkait permasalahan harga nelayan. Selain itu, saat musim ikan dimana nelayan membutuhkan bahan bakar minyak, kami juga sering sulit mendapatkannya," katanya.

Ia juga minta sistem perijinan bagi nelayan yang hendak melaut dipermudah, karena dengan sistem yang saat ini dianggapnya rumit sehingga menyulitkan nelayan.

Sementara itu, warga Desa Pengambengan yang bertani, Samsuri, meminta tidak dilakukan impor beras saat petani panen, karena menyebabkan harga padi mereka anjlok.

Ia juga mengeluhkan tarif listrik yang terus naik sehingga dirasa sangat membebani masyarakat kecil, sementara penghasilan mereka masih rendah.

Terkait dengan permintaan dan keluhan ini, Sandiaga mengatakan, untuk mengatasi harga ikan yang harus dilakukan adalah membangun tempat-tempat penyimpanan ikan serta usaha pengolahan ikan.

"Yang terpenting tidak saling menyalahkan. Untuk perizinan Prabowo-Sandi berkomitmen mempermudah izin, bukan mempersulitnya," katanya.

Pada tahun 2016, Indonesia menjadi negara penghasil ikan terbesar setelah China untuk jenis tuna, cakalang, dan tongkol, namun sejak tahun 2011, hasil tangkapan ikan jenis lemuru di Selat Bali menurun.

Pada tahun 2018, Indonesia mengimpor 266 ribu ton komoditas perikanan, yang rata-rata digunakan untuk usaha pengalengan ikan, yang hal itu harus direvitalisasi agar tidak lagi dilakukan impor, sehingga harga ikan nelayan lebih stabil.

"Untuk membantu nelayan, kami punya kebijakan menghentikan proyek reklamasi yang merusak lingkungan, karena hal ini juga dikeluhkan nelayan. Hak-hak para nelayan tidak boleh dirugikan dengan reklamasi, serta tidak merusak lingkungan," katanya.

Agar nelayan sejahtera, ia menegaskan, industri olahan harus dibangkitkan di desa pesisir seperti Pengambengan, sehingga tidak hanya mengekspor bahan mentah saja.

Selain itu, katanya, dengan adanya industri olahan di desa-desa pesisir akan mampu menyerap tenaga kerja, termasuk menumbuhkan wiraswasta-wiraswasta dari masyarakat setempat.

"Distribusi solar juga akan kami buat lancar termasuk menurunkan harga solar. Ini komitmen dari kami untuk mensejahterakan nelayan," katanya.

Sementara untuk tarif listrik ia mengatakan, pihaknya akan mengelola sumber energi termasuk energi terbarukan termasuk secara bertahap menurunkan tarif listrik, khususnya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Ia juga berjanji akan membela petani dengan tidak akan melakukan impor beras saat petani panen, termasuk memberikan bantuan pupuk dan bibit.

Saat di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru, Holifah salah seorang warga setempat Sandiaga Uno mendapatkan keluhan ratusan rumah di wilayah itu hilang akibat abrasi, namun belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.

"Pak Sandi selaku calon wakil presiden datang ke sini, kami berharap bisa menyelesaikan masalah abrasi di Dusun Pabuahan yang sudah menyebabkan ratusan rumah hilang," katanya.

Menjawab ini, Sandiaga mengatakan, jangan saling menyalahkan termasuk terhadap pemerintahan yang sekarang, namun jika ingin perubahan ia mengajak masyarakat untuk memilih pasangan Prabowo-Sandi pada tanggal 17 April mendatang.

Ia sepakat, apabila abrasi di Dusun Pabuahan tidak ditangani dengan baik, maka rumah makan ikan bakar yang berderet di pantai tersebut akan habis, padahal rumah makan lesehan itu juga salah satu usaha untuk menyerap tenaga kerja.

"Bila tidak ditangani, ini merupakan bentuk pembiaran yang tidak akan terjadi apabila kami terpilih. Kami akan perhatikan dan memastikan tidak ada pembiaran oleh pemerintah," katanya.

Kepada masyarakat ia berjanji, apabila amanah memimpin bangsa Indonesia diberikan kepada pasangan Prabowo-Sandi, pihaknya akan mengatasi abrasi di Dusun Pabuahan. ***2***

Pewarta: Gembong Ismadi dan Naufal Fikri Yusuf
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019