Tanggul yang jebol itu rata-rata ambrolnya sepanjang 10 hingga 20 meter
Madiun (ANTARA) - Sebanyak tujuh titik tanggul Sungai Jeroan di Desa Bulakrejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur diketahui jebol hingga diduga menjadi penyebab banjir yang melanda wilayah setempat pada Rabu (6/3) seiring tingginya curah hujan.

Pj Kepala Desa Bulakrejo Marjoko, Sabtu mengatakan usai banjir surut pihak pemerintah desa bersama babinsa dan babinkamtibmas melakukan pengecekan pada Sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun.

"Hasilnya diketahui ada tujuh titik tanggul Sungai Jeroan yang rusak di Desa Bulakrejo. Tanggul yang jebol itu rata-rata ambrolnya sepanjang 10 hingga 20 meter," ujar Marjoko kepada wartawan.

Diduga banjir parah yang melanda wilayah Kabupaten Madiun tidak hanya disebabkan karena luapan Sungai Jeroan dan Bengawan Madiun namun juga disebabkan karena tanggul yang jebol akibat tidak mampu menampung debit air yang meningkat akibat tingginya curah hujan yang mengguyur pada Selasa (5/3) sore hingga Rabu (6/3) dini hari.

Atas kondisi tersebut, pihaknya akan melaporkan ke Pemerintah Kabupaten Madiun dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk dilakukan perbaikan setelah masa tanggap darurat bencana banjir berakhir.

Sementara, data BPBD Kabupaten Madiun menyebutkan, banjir di Kabupaten Madiun secara umum sudah surut. Hingga Sabtu pagi, masih ada beberapa titik lokasi yang terdapat genangan air dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter, namun diperkirakan akan segera surut total.

Hingga saat ini Pemkab Madiun masih terus melakukan pendataan kerugian dan kerusakan infrastruktur yang terdampak banjir. Data menyebutkan, jumlah kecamatan yang terdampak banjir mencapai 12 kecamatan, 57 desa, 5.707 KK, 497 hektare lahan pertanian, 5.024 permukiman rusak ringan, dan 62 permukiman rusak berat.

Kecamatan yang terdampak tersebut antara lain Kecamatan Madiun, Saradan, Balerejo, Pilangkenceng, Sawahan, Mejayan, Wungu, Wonoasri, Gemarang, Kebonsari, Kare, dan Dagangan.

Pemkab Madiun juga fokus pada penanganan pascabanjir di antaranya penyediaan air bersih, layanan kesehatan, pendataan infrastruktur yang rusak, pendataan kerugian, dan lainnya.

Sedangkan bantuan dari berbagai kalangan terus berdatangan ke posko bencana yang dipusatkan di kantor Kecamatan Balerejo sebagai wilayah yang paling parah terdampak banjir. 

Baca juga: Debit air Bengawan Madiun berangsur surut

Baca juga: Pemkab Madiun catat kerugian pertanian akibat banjir capai Rp7 miliar lebih

Baca juga: Banjir di Madiun mulai surut

 

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019